Jumat 02 Nov 2018 12:16 WIB

Petualangan Magis Bersama Tentara Nutcracker

Film berkisah dari cerita yang populer sejak tahun 1816.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
The Nutcracker and the Four Realms
Foto: Disney via AP
The Nutcracker and the Four Realms

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di malam Natal, Clara Stahlbaum (Mackenzie Foy) mendapat hadiah misterius peninggalan mendiang ibunya. Dia bingung karena telur bergrafir indah tersebut terkunci. Clara masih harus menemukan di mana anak kunci yang bisa membukanya.

Ayah angkat Clara, Drosselmeyer (Morgan Freeman), memberi petunjuk mengenai keberadaan anak kunci tersebut. Panduan darinya ternyata mengarahkan Clara memasuki dunia paralel yang magis, penuh sosok mengagumkan.

Clara berjumpa tentara Nutcracker yang setia. Ada juga Peri Sugar Plum penguasa alam manisan, Hawthrone penguasa alam bunga, dan Shiver penguasa alam salju. Namun, dia harus berhati-hati pada Mother Ginger dari alam keempat yang berambisi memicu perang.

Film adaptasi terbaru dari Disney tersebut berjudul The Nutcracker and the Four Realms. Kisahnya terinspirasi cerita pendek terbitan 1816 karangan ETA Hoffman, "The Nutcracker and the Mouse King", dan balet dua babak "The Nutcracker" karya Marius Petipa.

Sutradara Lasse Hallstrom dan Joe Johnston cukup berhasil menyajikan dongeng klasik populer itu dalam visual mengagumkan. Di awal film, pemandangan Inggris di era 1880-an yang bersalju terlihat meyakinkan. Kereta kuda dan berbagai alat mekanik ditonjolkan pada bagian ini.

Selanjutnya, perjalanan Clara ke dunia paralel yang terdiri dari empat alam pun penuh pemandangan indah. Selama 99 menit durasi, penonton dipukau keunikan tiga alam. Sementara, alam keempat dan misterinya menerbitkan rasa ngeri sekaligus penasaran.

Sayangnya, eksekusi jalan cerita terlampau datar sehingga tidak mengimbangi keindahan efek visual yang sudah menonjol. Bukan hanya mengecewakan penggemar kisah klasik aslinya, tokoh-tokoh yang sebenarnya kuat menjadi kurang signifikan karena hal itu.

Kesederhanaan tersebut mungkin tidak buruk karena film menyasar penonton semua umur. Anak-anak akan senang menyimaknya dan kian dekat dengan cerita klasik. Film yang tayang mulai 2 November 2018 ini bisa menjadi alternatif tontonan saat liburan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement