Ahad 28 Oct 2018 09:09 WIB

8 Tanda Stres yang Harus Diwaspadai

Stres lebih dari sekadar perasaan tertekan karena dapat bahayakan kesehatan fisik.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Ratna Puspita
Ilustrasi Stres
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi Stres

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres lebih dari sekadar perasaan atau kondisi mental yang hanya membuat seseorang tidak merasa nyaman. Perasaan tertekan ini juga ternyata dapat membahayakan kesehatan fisik.

Dilansir dari Reader's Digest, Ahad (28/10), berikut beberapa tanda tubuh ketika stres yang berpotensi membuat Anda sakit.

1. Perubahan berat badan yang tidak biasa

Seorang instruktur klinis kedokteran di Rumah Sakit Mount Sinai di New York City, Dr Shanna Levine mengatakan, stres dapat menyebabkan Anda makan berlebih atau kurang makan. 

"Stres memicu pelepasan hormon kortisol, yang mengubah cara Anda memetabolisme lemak, protein, dan karbohidrat," jelas Levine.

Untuk itu, Anda dapat mengonsumsi camilan kacang. Protein yang terdapat dalam makanan tersebut dapat membantu mengatur Anda jika kurang makan dan seratnya dapat membantu Anda apabila sudah makan banyak. 

2. Kulit menjadi lebih sensitif

Ketika tubuh Anda mengalami stres, ia melepaskan zat kimia yang disebut histamin. Ketika sistem kekebalan tubuh Anda melemah akibat stres, kulit Anda juga bisa menjadi terganggu.

Kulit bisa saja menjadi sensitif dari sebelumnya seperti terkena panas, losion, atau deterjen. Apabila Anda terlanjur mendapati kulit sensitif segera dinginkan handuk basah dan tempelkan di area yang terkena. Akan tetapi, kalau tidak berhasil, Anda dapat minum anti-histamin.

3. Sulit konsentrasi

Levine mengatakan, terlalu banyak kortisol juga dapat membuat Anda lebih sulit berkonsentrasi. Hal ini menyebabkan masalah ingatan serta kecemasan dan depresi.

Jika mengalami kesulitan untuk konsentrasi maka Anda bisa bersantai sampai mendapatkan kembali fokus Anda. Berlatih menutup mata dan berkonsentrasi hanya pada nafas. Dengan menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan.

4. Sakit kepala

Sakit kepala mungkin biasa ketika stres menyerang Anda. Apabila Anda sering sakit kepala atau migrain, stres dapat memicu atau membuatnya menjadi lebih buruk.

Selain mengonsumsi obat yang mengandung ibuprofen, Anda dapat mengoleskan minyak lavender atau minyak peppermint ke pelipis ketika mulai sakit kepala.

5. Meningkatnya asam dalam pencernaan

Stres dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak asam pencernaan, yang dapat menyebabkan mulas. Dokter penyakit dalam Mayo Clinic di Minnesota mengatakan, peningkatan asam pencernaan dapat memperlambat pengosongan makanan dari perut.

"Yang menyebabkan gas dan kembung, bahkan dapat meningkatkan beberapa kali kontrak usus besar Anda, yang menyebabkan kram dan diare," ujar dia. 

Untuk mengurangi asam pencernaan itu, Anda dapat mengonsumsi antasida, obat yang mampu menetralkan asam lambung. Kalau ingin minuman yang lebih alami, Anda dapat meminum teh jahe yang hangat.

6. Rambut Rontok

Stres dapat merusak siklus pergantian folikel rambut lama dengan yang baru. Stres pun dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut. Hal inilah yang menyebabkan rambut Anda mengalami kerusakan dan kerontokan rambut.

Namun, jangan khawatir, begitu tingkat stres Anda kembali normal, rambut Anda akan mulai tumbuh kembali.

7. Demam terus menerus

Stres yang tidak segera diatasi akan menekan sistem kekebalan tubuh. Hal ini akan membuat Anda menjadi mudah sakit dan sulit untuk melawan virus. 

Seorang periset dari Carnegie Mellon University di Pittsburgh Dr Levine mengatakan, stres dapat menyebabkan seseorang mengalami demam, karena sistem kekebalan tubuh yang terganggu.

Hasil riset menunjukkan seseorang yang mengalami stres dua kali lebih berisiko terserang penyakit dibandingkan mereka yang tidak mengalaminya. Oleh sebab itu, Anda harus mengatasi stresnya itu sendiri dengan meditasi, olahraga teratur, dan juga tidur yang cukup.

8. Jerawat yang muncul

Jerawat bisa muncul ketika Anda sedang mengalami stres. Ketika mengalami stres, tubuh akan memompa lebih banyak hormon kortisol. Hormon ini akan menghasilkan lebih banyak minyak yang dapat menyebabkan jerawat.

Jika mengalami hal tersebut, Anda dapat mengoleskan krim topikal pada bagian yang terkena jerawat. Krim topikal yang mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat. 

Untuk melakukan tindakan yang lebih alami, Anda dapat mencuci muka dengan menggunakan teh hijau atau lidah buaya. Hal ini dapat mengatasi masalah jerawat akibat stres.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement