REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola makan vegetarian menjadi gaya hidup yang berkembang di dunia. Vegetarian atau dikenal tidak memakan daging-dagingan ini ada yang benar-benar murni alias tidak mengonsumsi produk hewani. Ada pula yang masih toleran terhadap produk berasal dari hewan, seperti susu dan telur.
Sebenarnya, bagaimana vegetarian di mata ahli pangan? Menurut Prof Made Astawan, MS, Guru Besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB, para vegan biasanya banyak yang hanya menerima protein nabati, sehingga rendah vitamin B12. Vegan adalah mereka yang bahkan tidak minum susu atau telur.
"Tren vegetarian kurang lebih 500 juta di dunia, di Indonesia ada 1 jutaan, kalau yang vegan makan suplemen B12 saja, itu saja sih, kalau soal asupan protein tak jadi masalah," kata Made di Jakarta, Rabu (24/10).
Made menyarankan vegan bisa mengonsumsi alternatif jika benar-benar tidak ingin mengonsumsi protein hewani. Misalnya seperti kedelai yang diformulasikan menjadi olahan susu.
Konsumsi ini tergantung kebutuhan. Vegan bisa mengonsumsi susu soya murni ataupun yang diformulasikan.
"Jadi misal bisa memakan kedelai yang diformulasi sedemikian rupa. Misal ASI ya, buatan Tuhan, susu formula buatan manusia, tapi kandungannya dibuat mendekati lah. Begitu juga kedelai, susu soyaa bisa dibuat dengan kandungan lengkap," lanjutnya.
Made menambahkan, untuk hidup sehat, pangan-pangan yang dikonsumsi, jangan asal enak. Tapi juga harus fungsional. Susu soya, menurutnya punya kelebihan, seperti kadar lemak dan gula yang rendah daripada susu sapi.
Laktosa, menurutnya, adalah satu-satunya gula yang ada pada susu sapi. Susu soya juga mengandung serat yang banyak manfaatnya, salah satunya untuk anti-kanker.