REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebelum terjerumus ke dunia hiburan, aktor muda Jefri Nichol sudah lebih dulu cinta pada dunia gim. Ia bahkan sampai bersekolah di SMK multimedia yang siswanya diajari menjadi pengembang gim.
"Tadinya ingin jadi game developer, tapi terjerumus di film duluan makanya fokus di film," kata Nichol, beberapa waktu lalu. Sementara ini keinginan itu dikesampingkan dulu. Gim hanya jadi hiburan selingan di tengah padatnya jadwal syuting.
"Kalau libur, gue main ke warnet main game online sama teman-teman," ungkap dia.
Alih-alih jadi pengembang game, Nichol punya visi untuk mengambil peran lain di dunia gim yakni sebagai investor. "Mungkin kalau bisa investasi ke teman saja, jadi investor saja. Kalau bisa gue danain, kalau ada duitnya," katanya.
Gim belakangan jadi perbincangan sebagai kegiatan yang dianggap bukan sekadar hiburan setelah e-sports menjadi olahraga eksibisi di Asian Games 2018. E-sports juga menarik di mata Nichol, yang ingin mengikuti kejuaraan gim menembak Point Blank. Sayangnya ia mengaku belum punya kemampuan yang mumpuni untuk mengikuti kejuaraan karena tak ada waktu cukup untuk berlatih.
"Jadi gamer kan harus fokus, pekerjaan mereka main gim 24 jam sehari," katanya.
Namun jauh sebelum jadi aktor dan bercita-cita membuat gim, ada dua profesi yang diidam-idamkan Nichol sejak kecil. "Ingin jadi tentara atau petinju karena bokap suka ngajakin nonton tinju dan melatih seperti tentara," ungkap dia.
Nichol baru membintangi film remaja Dear Nathan: Hello Salma bersama Amanda Rawles yang akan tayang pada 25 Oktober mendatang.