Rabu 10 Oct 2018 17:22 WIB

Kelainan Genetika Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi

Ahli menemukan variasi di kromosom menyebabkan 26 persen pria alami disfungsi ereksi

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Disfungsi ereksi yang dapat menimbulkan stres/ilustrasi
Foto: militarymentalhealth.org
Disfungsi ereksi yang dapat menimbulkan stres/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian pria disinyalir mengalami disfungsi ereksi alias tidak mampu mempertahankan cukup ereksi untuk melakukan hubungan seksual. Di Amerika Serikat saja, ada sekitar 15 sampai 30 juta pria yang diprediksi mengalaminya.

Terdapat banyak kemungkinan penyebab kondisi itu, termasuk efek obat-obatan, kelebihan berat badan, dan stres. Kini, studi terbaru yang diterbitkan di jurnal ilmiah PNAS menemukan penyebab lain disfungsi ereksi, yaitu kelainan genetika.

Penelitian digagas oleh perusahaan asuransi kesehatan dan perawatan medis Kaiser Permanente. Tim mempelajari gen dan catatan medis dari hampir 37 ribu pria Amerika yang juga diminta mengisi survei kesehatan seksual.

Peserta yang memiliki variasi di kromosom keenam (dekat gen SIM1) terbukti 26 persen lebih berisiko mengalami disfungsi ereksi. Pengetahuan baru ini dapat membantu para peneliti mengembangkan perawatan disfungsi ereksi yang lebih baik yang menargetkan genetika.

"Mengidentifikasi lokus SIM1 sebagai faktor risiko untuk disfungsi ereksi adalah temuan besar karena memberikan bukti yang lama dicari bahwa ada komponen genetik untuk penyakit ini," tulis penulis studi, Eric Jorgenson, dikutip dari laman Men's Health.

Dia menjelaskan, sekitar 50 persen pria tidak merespons obat-obatan disfungsi ereksi. Apabila pria mengalami disfungsi ereksi karena tingkat testosteronnya rendah, obat-obatan seperti Viagra juga kemungkinan besar tidak berfungsi.

Sebagian pria juga memilih tidak minum obat karena mengalami efek samping serius seperti sakit kepala parah. Menurut Jorgenson, pengobatan alternatif berbasis genetika akan sangat membantu meningkatkan kualitas seksual jutaan pria.

Sebagai penanganan awal, dia menganjurkan pengidap disfungsi ereksi untuk menganut gaya hidup sehat. Kelebihan berat badan, merokok, dan minum alkohol dapat memperburuk kondisi tersebut, begitu pula obat-obatan atau perawatan daring tanpa konsultasi dengan dokter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement