REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi seorang ibu adalah pekerjaan yang sangat mulia. Di sisi lain, menjadi ibu bukan tugas yang mudah untuk dijalani. Ibu dituntut untuk bisa mendidik anak dengan baik sekaligus mengorganisir keperluan rumah tangga dengan cermat
Tuntutan menjadi pribadi yang sempurna ini tidak jarang membuat ibu tertekan, belum lagi permasalahan yang dihadapi tidak bisa dipahami sepenuhnya. Tidak jarang banyak ibu yang stres dan akhirnya memilih curhat di media sosial.
Psikolog dewasa dan keluarga dari Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani, mengatakan bergabung dengan komunitas daring maupun luring merupakan salah satu cara membantu ibu menyelesaikan masalah dan mengatasi emosi.
"Respons positif yang diberikan teman-teman di komunitas akan membuat ibu merasa mendapat dukungan," kata Nadia saat ditemui dalam acara peluncuran komunitas Sahabat Ibu Pintar yang digagas oleh Blibli.com, beberapa waktu lalu.
Nadia menambahkah, pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial secara alami pasti berkelompok atas dasar kedekatan secara fisik (proximity) maupun kesamaan (similarity). Interaksi yang terjadi dalam kelompok tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana belajar seseorang dalam mengatasi permasalahan sehari-hari.
Namun, karena dasarnya adalah pengalaman individu, belum tentu apa yang berhasil diterapkan oleh satu orang akan berhasil juga diterapkan oleh orang lain. Oleh karena itu, menurut Nadya, di era digital para ibu harus pintar dalam memilih komunitas agar informasi yang diterima bukan sekadar opini tapi juga solusi yang berdasarkan penelitian para ahli.
Nadya mengatakan ada beberapa hal yang harus diperhatikan para ibu saat menentukan untuk masuk dalam komunitas tertentu. Pertama, komunitas yang dipilih sebaiknya sesuai dengam kebutuhan. Misal, ibu sering menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan ASI anak, maka pilihlah komunitas yang fokus membahas hal tersebut.
Selain itu, pastikan juga komunitas memiliki nilai, keyakinan dan minat yang sama dengan yang ibu miliki. Komunitas yang sehat adalah yang bisa memberikan wadah bagi anggotanya untuk berbagi serta bisa mendatangkan kenyamanan bagi anggotanya.
Diversitas anggota juga penting untuk memperkaya pengalaman belajar. Tidak hanya itu, pastikan juga anggota komunitas berada dalam area yang mudah diakses terhadap satu sama lain. Sehingga komunikasi juga bisa dilakukan secara tatap muka langsung.
"Gabung komunitas juga untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk bicara. Perempuan punya kebutuhan bicara tinggi khususnya Ibu. Ibu butuh interaksi dengan orang dewasa setelah seharian penuh interaksi sama anak," kata Nadia.