Jumat 05 Oct 2018 07:00 WIB

Ini Beragam Efek Buruk Diet Rendah Kalori

Diet rendah kalori membuat tubuh tak mengetahui waktu tepat mendapat asupan

Rep: Nora Azizah / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Berdiet
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Berdiet

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Diet yang diterapkan dengan cara tidak benar bisa menimbulkan petaka. Kecelakaan pada diet justru akan membuat seseorang lebih banyak memiliki lemak pada perut dan otot yang lemah. Sebuah penelitian yang dilaporkan laman Dailymail menyebutkan, mengurangi jumlah kalori per hari tidak hanya memperbesar lingkar pinggang tetapi juga menipiskan otot.

Dalam studi tersebut para peneliti menggunakan tikus percobaan. Saat melakukan diet rendah kalori, hormon yang bisa meningkatkan tekanan darah justru membuat tikus menjadi hiperaktif. Para peneliti dari Georgtown University Washington DC tersebut memperingatkan bahwa peningkatan tekanan darah dan lemak perut bisa membuka jalan memperburuk kesehatan, seperti mengidap diabetes atau penyakit jantung.

Di dalam penelitian, ilmuwan membagi percobaan ke dalam dua kelompok tikus betina dengan diet rendah kalori dan yang tidak. Kelompok tikus yang mengurangi kalori hingga 60 persen setara dengan diet rendah kalori pada manusia yang memangkas 2000 kalori menjadi 800. Setelah tiga hari menjalani diet berat badan tikus mulai turun. Kemudian fungsi metabolisme juga turun, termasuk tekanan darah, detak jantung, dan ginjal.

Ketika tikus dibiarkan dengan diet normal, beberapa hari kemudian denyut jantung dan berat badan mulai meningkat. Setelah kurang lebih tiga bulan, para peneliti mendapati hal lain. Tikus yang awalnya menjalani diet rendah kalori memiliki lemak di perut lebih banyak daripada yang mengonsumsi makanan secara normal. Kemudian hormon angiotensin II lebih kuat meningkatkan tekanan darah.

"Angiotensin II mengikat reseptor dan menyempitkan pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah," kata Dr Aline de Souza dari Departemen Kedokteran Universitas Georgetown. Peningkatan tekanan darah saat digabungkan dengan peningkatan lemak perut dapat menimbulkan risiko kesehatan jangka panjang. Selain itu, beberapa penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa crash dieting dapat mendatangkan malapetaka pada tubuh.

Diet rendah kalori membuat tubuh tidak mengetahui kapan pemilik tubuh akan memberi asupan makanan. Hal tersebut membuat tubuh akan menghemat energi sebanyak mungkin sehingga membakar kalori lebih sedikit. Meskipun tubuh telah lebih dulu membakar lemak namun kemudian akan beralih ke jaringan tanpa lemak. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement