REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mayoritas orang tua tanpa sadar memberi anak makan terlalu banyak. Buah hati yang masih balita pun berisiki kegemukan atau obesitas, menurut penelitian terbaru ahli kesehatan dan nutrisi terkemuka, the Infant & Toddler Forum (ITF).
Survei dilakukan terhadap seribu ayah dan ibu di Inggris. Sebanyak 79 persen orang tua ternyata menawarkan porsi makan lebih banyak dari yang seharusnya dimakan anak usia prasekolah, khususnya kudapan seperti biskuit, spaghetti bolognase, sandwich keju, minuman manis, dan makanan lainnya.
Dilansir dari Female First, satu dari 10 orang tua menyajikan anaknya makan sama dengan porsi orang dewasa. Survei ITF ini didukung 4Children, Family Lives, dan the Pre-school Learning Alliance. Survei ini sekaligus kampanye yang mendorong keluarga memikirkan kembali berapa banyak layaknya makanan disajikan untuk anak.
Penyesuaian porsi makan anak menjadi strategi kesehatan masyarakat untuk memerangi obesitas. Pedoman spesifik makanan anak perlu menjadi standar orang tua.
Indonesia telah memiliki standar porsi makan anak dari pemerintah. Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia pada 2013 menunjukkan anak berusia berusia dua hingga tiga tahun memerlukan 1.125 kilo kalori, sementara usia empat hingga enam tahun 1.600 kilo kalori. Kebutuhan kalori tersebut dibagi menjadi lima kali makan, dengan rincian dua kali kudapan atau snack rata-rata 100-150 kilo kalori dan tiga kali makan besar.
Makan besar anak usia dua hingga tiga tahun berkisar 300 kilo kalori dan 100 kilo kalori snack. Makan besar anak usia empat hingga enam tahun berkisar 430 kilo kalori dan 150 kilo kalori camilan.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
