Selasa 25 Sep 2018 17:27 WIB

Obesitas akan Menjadi Penyebab Kanker Terbesar Bagi Wanita

Ahli juga mengatakan anak yang kegemukan lima kali lebih mungkin alami obesitas

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Obesitas
Obesitas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Inggris menyatakan obesitas akan menjadi penyebab utama kanker pada wanita, mengalahkan rokok pada tahun 2034.  Saat ini, laporan dari Cancer Research UK menyatakan, 12 persen kanker pada wanita terkait dengan merokok dan 7 persen karena kelebihan berat badan dan obesitas.

Perubahan tersebut terjadi sebab penurunan jumlah perokok dan tingkat obesitas diproyeksikan meningkat. Lembaga tersebut memperkirakan kesenjangan akan hilang dalam waktu 25 tahun.

Proyeksi Cancer Research UK menghitung pada 2035, 10 persen atau 25 ribu kasus kanker pada wanita dapat dikaitkan dengan merokok. Sedangkan, 9 persen atau sekitar 23 ribu kasus untuk membawa kelebihan berat badan.

Pada tahun 2043, tren tersebut akan terus berlanjut. Kelebihan berat badan dan obesitas dapat dikaitkan dengan lebih banyak kasus kanker daripada merokok pada wanita.

Meskipun obesitas lebih umum di antara laki-laki juga, obesitas pada wanita dianggap menjadi pendorong kanker yang lebih besar pada populasi wanita. Pada pria Inggris, obesitas tidak diprediksi menyalip merokok sebagai penyebab kanker. Sebab, lebih banyak pria daripada wanita untuk merokok, sehingga berbeda pertumbuhan trennya.

Laporan itu mengatakan jenis kanker yang terkait dengan merokok termasuk leukemia myeloid akut, paru-paru, kandung kemih, usus, leher rahim, pankreas dan perut. Kanker terkait dengan kelebihan berat badan atau obesitas termasuk usus, kandung empedu, ginjal, hati, payudara, ovarium dan tiroid.

Ahli pencegahan Penelitian Kanker Inggris Profesor Linda Bauld mengatakan, orang yang kelebihan berat badan di masa kecil lima kali lebih mungkin membawa kelebihan berat badan ketika dewasa. Angka terbaru menunjukkan, tingkat obesitas yang parah selama masa kanak-kanak telah meningkat selama dekade terakhir di Inggris.

"Itu sebabnya kami meningkatkan kesadaran tentang hubungan antara kanker dan obesitas dan menyerukan langkah-langkah untuk melindungi anak-anak, seperti larangan iklan junk food sebelum pukul 21.00 dan untuk pembatasan promosi produk 'kurang sehat'," kata Prof Bauld, dikutip dari BBC, Selasa (25/9).

Prof Bauld melihat penurunan dalam merokok adalah alasan yang baik. Hal ini merupakan upaya bersama termasuk pemerintah dalam mempersulit untuk orang merokok dari segi pajak hingga ruang. 

"Tapi, seperti masih ada lagi yang harus dilakukan untuk mendukung orang-orang berhenti merokok, kita juga perlu bertindak sekarang untuk menghentikan gelombang kanker terkait berat badan dan memastikan proyeksi ini tidak pernah menjadi kenyataan," ujar Prof Bauld.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement