REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Film Cek Toko Sebelah karya komika Ernest Prakasa turut meramaikan liburan pertengahan musim gugur di Beijing, Cina. Pada pemutaran perdana di gedung bioskop CFA Beijing, Jumat (21/9) malam, film tersebut ditonton sekitar 300 pasang mata.
"Lumayan untuk ukuran film berbahasa Indonesia bisa mendatangkan 300 penonton itu," kata CEO Red and White China Gandhi Priambodo yang mendatangkan film tersebut di Beijing, Sabtu (22/9).
Film yang banyak menghasilkan sejumlah pengharaan nasional itu mengisahkan realitas kehidupan etnis Tionghoa di Indonesia mulai masa kanak-kanak hingga dewasa. Baik Ernest maupun para pendukung lainnya dalam film itu tidak hadir saat pemutaran di Beijing.
Walau begitu, beberapa penonton yang merupakan warga setempat tidak beranjak dari tempat duduknya begitu film bubar. Pertanyaan-pertanyaan mereka seputar film itu dijawab langsung oleh Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif Joshua PM Simandjuntak, Kabid Festival Film Internasional Badan Perfilman Indonesia Dimas Jayasrana, dan Gandhi secara bergantian.
"Film ini mencakup tiga 'genre' (jenis) sekaligus, yaitu drama, romantika, dan komedi," kata Dimas.
Realitas kehidupan etnis Tionghoa di Indonesia itu pun jadi sorotan para penonton dari Beijing.
"Pakaian yang dikenakan Afuk (sosok ayah yang diperankan Chew Kin Wah dalam film tersebut) cocok dengan pakaian sehari-hari orang usia paruh baya di sini," komentar seorang penonton perempuan.
Selain Cek Toko Sebelah, Red and White China juga mendatangkan tiga film Indonesia lainnya, yakni Kartini, Sweet 20, dan Galih dan Ratna untuk ditayangkan pada 21-22 September 2018.
Libur pertengahan musim gugur di China dimulai pada Jumat (21/9) dan berakhir pada Senin (24/9). Selama masa tersebut, sekolah dan perkantoran, termasuk kantor perwakilan RI di Cina diliburkan.