Jumat 21 Sep 2018 11:00 WIB

Salah Kaprah Karbohidrat dan Cara Terbaik Mengonsumsinya

Penelitian menunjukkan kematian terjadi pada pengonsumsi rendah dan tinggi karbo

Rep: Nora Azizah / Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat Kompleks

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID. JAKARTA.- Selama ini karbohidrat telah 'difitnah' sebagai penyebab kenaikan berat badan dalam beberapa program diet. Namun sebuah penemuan baru menyebutkan, bagi mereka yang melakukan diet karbohidrat disebutkan berpeluang untuk risiko kematian dini. Studi lain yang lebih luas juga menyebutkan, kematian dini bisa terjadi bagi para pengonsumsi rendah dan tinggi karbohidrat.

Dilansir melalui laman Webmd, temuan yang saling bertentangan tersebut mengarah pada masalah yang lebih besar terhadap karbohidrat. Studi mengenai karbohidrat atau Carb sudah cukup banyak tetapi kesepakatan mengenai cara konsumsi yang benar jarang ditemukan. 

"Ini memang cukup membingungkan," kata Direktur Nutrisi University of Washington Connie Diekman. Banyak orang belum paham mengenai manfaat karbo, dan seberapa banyak yang harus dikonsumsi.

Para Ahli Jantung Eropa melakukan studi terbaru dalam sebuah pertemuan Agustus lalu. Mereka melihat sampel terhadap 25 ribu orang Amerika Serikat (AS). 

Dari sampel tersebut ditemukan bahwa mereka yang mengonsumsi rendah karbohidrat atau karbo berisiko 32 persen lebih tinggi mengalami kematian dini. Kematian tersebut bisa akibat dari penyakit jantung sebanyak 51 persen, stroke 50 persen, dan kanker 35 persen. Para ahli juga sudah mengevaluasi penemuan itu.

Kemudian studi karbo lain di Universitas Harvard menemukan bahwa orang yang menyimpan asupan karbohidrat sebanyak 50 sampai 55 persen dari total kalori memiliki kemungkinan hidup lebih lama. Para peneliti mendapatkan hasil tersebut berdasarkan evaluasi catatan diet dari 15 ribu orang AS berusia 45 hingga 64 tahun antara 1987-1989. Dalam evaluasi penelitian menyebutkan, mereka yang mengonsumsi karbo dalam jumlah sedang justru berpotensi lebih sehat daripada mereka yang makan sedikit atau berlebihan.

Para peneliti kemudian menggabungkan hasil studi tersebut dengan tujuh penelitian lain sehingga melibatkan hampir 432 ribu orang sebagai sampel. Faktanya, para ilmuwan tetap mendapatkan hasil yang sama, yakni konsumsi karbo dalam jumlah sedang membuat seseorang lebih sehat dan bisa hidup lama daripada yang sedikit atau berlebihan. 

Bahkan para peneliti mengaitkan antara diet rendah karbo yang digantikan protein serta lemak dari hewan, seperti daging sapi atau ayam. Cara tersebut juga memungkinkan seseorang mengalami kematian dini.

Entah mengapa, karbohidrat sering dikaitkan dengan kenaikan berat badan. Padahal, karbo merupakan sumber energi. Beberapa jenis makanan, salah satunya gandum utuh, tidak hanya menjadi sumber energi tetapi juga kaya akan serat. 

Makanan ini bisa mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Bahkan sebagian buah-buahan juga mengandung karbohidrat. Hal terpenting, konsumsi karbo sebaiknya memerhatikan kuantitas atau jumlah yang dikonsumsi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement