Kamis 13 Sep 2018 21:12 WIB

Mouly Surya Adaptasi Buku Mochtar Lubis ke Layar Lebar

Buku 'Jalan tak Ada Ujung' diadaptasi menjadi film.

Potongan adegan dalam film 'Yang Tak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta' besutan sutradara Mouly Surya. Film tersebut turut meramikan kompetisi Sundance Film Festival 2013
Foto: TAK BICARA CINTA.WORDPRESS
Potongan adegan dalam film 'Yang Tak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta' besutan sutradara Mouly Surya. Film tersebut turut meramikan kompetisi Sundance Film Festival 2013

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sutradara Mouly Surya akan mengangkat salah satu buku terkenal dari sastrawan Mochtar Lubis ke layar lebar. Buku itu berjudul "Jalan Tak Ada Ujung".

"Bahagia karena ini pertama kali saya adaptasi buku jadi karya film. Ini akan jadi film keempat saya," kata Mouly saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/9). "Jalan Tak Ada Ujung" berlatar Jakarta setelah Indonesia merdeka, antara September 1946 hingga 1947. Isa, seorang guru, bergabung dengan kelompok pejuang gerilya setelah kemerdekaan.

Mouly mengaku ide memindahkan cerita dari buku ke film berawal dari kerinduannya akan buku, dari kecil Mouly suka membaca. Cerita "Jalan Tak Ada Ujung" menjadi pilihannya karena dia merasa penting untuk mengangkat konflik Isa yang harus memilih pro Belanda atau kemerdeakaan dalam buku tersebut. "Menurut saya ini penting, relevan dengan apa yang dialami dunia," katanya.

Mouly juga menggemari gaya tutur Mochtar Lubis yang dia sebut sinematik sehingga dia tidak kesulitan membayangkan bagaimana cerita tersebut diterjemahkan ke dalam film. "Baca bab pertama langsung jatuh cinta," katanya.

Mouly Surya selama 12 tahun berada di dunia film menghasilan tiga karya, Fiksi (2007), Yang Tidak Dibicarakan Ketika Membicarakan Cinta (2013) dan terakhir Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak tahun lalu.

Mouly memperkirakan film ini baru selesai pada 2020 karena dia perlu waktu untuk mengembangkan cerita. Menurut dia, bangunan cerita dalam film sangat penting sehingga dia enggan menggarap film setelah memiliki draft awal cerita.

"Meski pun cerita di buku sudah jadi. Ini berbeda medium, apa yang di tulisan sangat berbeda (dengan di film). Latar belakang 1946 juga mungkin bisa dimengerti, jadi, kami butuh waktu," kata Mouly dan tertawa kecil.

Tahun ini, rumah produksi Cinesurya akan menggarap naskah cerita dan baru memulai produksi film tahun depan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement