Rabu 12 Sep 2018 16:14 WIB

Pangeran William Rilis Website Kampanye Kesehatan Mental

Survei di Inggrs menyebutkan 48 persen karyawan mengalami masalah mental

Rep: Dwina Agustin/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pangeran William
Foto: AP
Pangeran William

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pangeran William meluncurkan sebuah situs web untuk meningkatkan kesehatan mental di tempat kerja. Upaya itu merupakan keputusan dari sebuah penelitian baru yang memperingatkan separuh dari karyawan Inggris menderita kesehatan mental di tempat kerja.

Duke of Cambridge ditetapkan untuk menggaungkan gerakan bernama "Mental Health at Work" di sebuah acara di Bristol pada hari Selasa (11/9). Dalam acara itu dia merilis situs yang membahas seputar kesehatan mental dan penelitian yang membahas topik tersebut.

Situs web itu dibuat karena survei yang dilakukan menemukan hampir 48 persen karyawan Inggris telah mengalami masalah kesehatan mental dalam pekerjaan mereka saat ini. Survei terhadap 44 ribu pekerja oleh badan bernama Mind menemukan hanya separuh yang membahas masalah dengan atasannya. 

"Sekarang adalah waktu untuk perubahan langkah dalam bagaimana kita berpikir tentang kesehatan mental di tempat kerja. Semua pengusaha perlu membuatnya fokus dan mendukung staf mereka," kata kepala eksekutif organisasi Paul Farmer, dikutip dari CNN, Rabu (12/9).

Sebuah penelitian Deloitte yang dirilis pada 2017 menemukan, masalah kesehatan mental membebani pengusaha Inggris antara 33 miliar dan 42 miliar euro setiap tahun. Efek menjaga kesehatan mental ini bukan hanya penting untuk karyawan, namun, perusahaan pun akan mendapatkan efeknya pula.

"Kami tahu, pengusaha ingin melakukan lebih banyak dan mulai melihat kesehatan mental sebagai prioritas, namun, sering tidak tahu harus mulai dari mana. Gerbang Mental Health at Work baru akan mengubah itu," kata Farmer.

Peluncuran website ini mengikuti gerakan Pangeran William sebelumnya untuk kampanye kesehatan mental Heads Together, yang ia luncurkan bersama saudaranya, Pangeran Harry, pada tahun 2016. Ayah tiga anak ini mengatakan pada sebuah acara di bulan Maret "ketika bekerja dapat memberikan rasa kepuasan yang besar, kadang-kadang  menjadi sumber stres yang signifikan dan berdampak negatif terhadap kesehatan mental kita."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement