REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsultan Hematologi Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura Dr. Colin Phipps Diong mengungkap salah satu mitos di penyakit kanker. Ia memastikan, ketika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker darah dan muncul kekhawatiran penyakit itu bisa menular ke generasi selanjutnya itu hanya mitos.
"Kanker darah bukan penyakit yang bisa diturunkan dalam keluarga. Bahkan ketika ibu mengandung terkena kanker darah, biasanya janin baik-baik saja," ungkap Colin dalam temu wartawan di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Biasanya kelainan kromosom yang terdeteksi pada pasien kanker darah terjadi secara spontan dan tidak diwariskan oleh orang tua. Menurut dia, terdapat beberapa hal yang menyebabkan kanker darah seperti faktor risiko yang terbukti memicu kanker darah meliputi paparan kemoterapi, radiasi dan zat kimia tertentu yang dipakai di industri petrokimia.
Gaya hidup tak sehat seperti merokok punya keterkaitan rendah dengan kanker darah. Sedangkan terkait gejalanya, dia mengungkapkan ada pasien yang tidak mengalami gejala apa pun, tapi ada juga yang menunjukkan gejala tertentu.
Perlu diwaspadai bila ada demam berkepanjangan, keringat dingin pada malam hari, kelelahan yang tak junjung hilang serta berat badan menurun drastis. Selain itu, kadang ada pembengkakan kelenjar getah bening.
"Jangan lupa menjalani tes darah yang lengkap, bila ada yang abnormal segera berkonsultasi dengan dokter," katanya.
Agar lebih jelas hasilnya, lanjutnya, perlu menjalani tes lanjutan seperti biopi sumsum tulang belakang untuk memastikan diagnosis keberadaan kanker darah. Kemudian tidak patah semangat bila terdeteksi menderita kanker darah, sebab peluang sembuh semakin tinggi berkat perkembangan teknologi ilmu kedokteran.
"Kuncinya, mendapat diagnosis yang tepat sejak awal untuk menentukan perawatan yang cocok," imbuh Dr. Lim ZiYi, Konsultan Senior Hematologi Parkway Cancer Centre Singapura.