Rabu 12 Sep 2018 06:40 WIB

The Predator, Aksi Heroik Melawan Makhluk Luar Angkasa

Suasana penuh kengerian sudah muncul sejak menit pertama film.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Indira Rezkisari
Film The Predator
Foto: 20th Century Fox via AP
Film The Predator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapten Quinn McKenna (Boyd Hollbrook) tengah membidik musuh di hutan saat sebuah pesawat luar angkasa jatuh tepat di hadapannya. Rasa penasaran pun membawa McKenna menyelidiki pesawat lebih jauh.

McKenna semakin penasaran saat mendapati cairan bau berwarna hijau berserakan di sekitaran pesawat. Namun, penyelidikannya segera terhenti ketika semua anggota timnya tewas terbunuh sesosok makhluk luar angkasa yang ganas.

McKenna lalu buru-buru menyelamatkan diri dan berhasil melumpuhkan makhluk mengerikan itu. Sesaat sebelum kembali dari operasinya, McKanna sempat mengirimkan beberapa benda penting yang dia temukan di pesawat ke rumahnya.

Satu hal yang luput dari perkiraan, kiriman tersebut ternyata turut menyeret anaknya, Rory (Jacob Tremblay), dalam konflik berbahaya. Sementara McKenna tidak bisa berbuat banyak karena tugasnya sebagai tentara dibekukan dan harus menjadi tahanan pemerintah.

Sutradara Shane Black mengemas plot The Predator dalam sejumlah adegan heroik penuh ketegangan. Tebasan benda tajam mengoyak perut, kepala yang terpenggal hingga tembakan pistol membabi buta mewarnai hampir sebagian besar jalan cerita.

Suasana penuh kengerian ini sudah muncul sejak menit-menit awal kemunculan sosok makhluk luar angkasa bernama Predator. Cara Predator memburu dan memperlakukan mangsa berhasil membuat nafas penonton tertahan sejenak. Tapi kengerian itu tidak berlangsung lama.

Black berhasil meredamnya dengan menyisipkan banyak dialog-dialog lucu. Bahkan Black memberikan porsi humor di setiap karakternya. Masing-masing karakter memiliki cara sendiri mengocok perut penonton. Komposisi antara horor dan komedi pun cukup berimbang sehingga penonton masih bisa menikmati jalannya cerita.

Tidak hanya horor dan komedi, Black juga cukup berhasil menghadirkan suasana haru dan emosional. Meski tak sampai menguras air mata, suasana haru banyak tergambar dari kedekatan hubungan ayah dan anak atau pun hubungan persahabatan antar mantan tentara.

Satu hal juga yang patut diapersiasi adalah upaya Black membuat benang merah antara sekuel ketiga ini dengan versi pertamanya yang dibintangi oleh Arnold Schwarzenegger pada 1987. Motivasi berevolusi memperkuat diri hingga kemampuan spesial anak penyintas autisme menjadi poin penting dari benang merah ini.

Namun, ada hal lain yang juga perlu dikoreksi dari film ini. Sebabnya ada beberapa adegan yang tidak terlalu signifikan dan terkesan dipaksakan. Salah satunya saat ahli biologi, Dr Casey Bracket (Olivia Munn), berhasil lolos dari serangan Predator karena tidak mengenakan pakaian. Aksi heroik dan menegangkan melawan Predator ini dapat ditonton di bioskop Indonesia mulai Rabu (12/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement