REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tak suka sepotong ayam goreng. Kulit ayam goreng terasa renyah ketika digigit dan daging di dalamnya lembut.
Metode penggorengan ayam telah disempurnakan di Amerika Serikat (AS). Di Korea Selatan, ayam goreng disajikan dengan bumbu pedas.
Dilansir dari How Stuff Works, Sabtu (1/9), ada beberapa fakta tentang ayam goreng. Pertama, ayam goreng berasal dari Skotlandia atau Mesir Kuno.
Meskipun tidak ada kelompok yang muncul sebagai inovator ayam goreng, sejarawan percaya bangsa Skotlandia dan Mesir Kuno memiliki andil di dalamnya. Antara 7500 hingga 5000 sebelum masehi, ayam rebus muncul di Cina, Afrika Barat, dan Timur Tengah.
Makanan berbahan ayam tersebut lalu ada di Mesir Kuno. Informasi ini didapat dari gambar yang menghiasi kuburan Firaun dimana budak pembangun piramida diberi makan daging ayam.
Ayam kemudian menyebar ke Yunani dan Mediterania. Ayam goreng di AS mungkin dibawa oleh orang-orang Skotlandia. Warga Skotlandia lebih menyukai ayam goreng dibanding ayam panggang seperti orang Inggris.
“Kita tahu orang Afrika Barat memiliki tradisi menggoreng makanan dalam minyak panas da ayam goreng seperti yang kita kenal sekarang berasal dari Selatan,” kata artikel yang tertulis di Atlantik.
Kedua resep pertama ayam goreng di AS muncul dalam sebuah buku berjudul The Virginia Housewife or Methodical Cook pada 1825 oleh Mary Randolph. Resepnya adalah memasukkan ayam ke dalam tepung dan menaburkannya dengan garam. Lalu, adonan itu digoreng dengan potongan lemak babi.
Ketiga, pemisahan golongan tertentu membuat ayam goreng berkembang. Budak di Selatan dilarang memiliki babi atau ternak. Namun mereka dibiarkan memelihara ayam.
Makan ayam goreng sayangnya diasosiasikan dengan stereotip rasial jelek. Pada abad 19, seorang penulis mencatat orang negro jika dipisahkan dari ayam mungkin akan meninggal.
Sebuah adegan dalam film rasis 1915 “Birth Nation” menunjukkan bahaya memiliki pejabat kulit hitam dengan menggambarkan mereka bertindak gaduh dan rakus makan ayam goreng.
Selama dan setelah Perang Sipil, wanita Afrika-Amerika di Gordonsville sering menjual ayam goreng dan makanan lain pada penumpang di kereta api untuk menghasilkan uang. Gordonsville Virginia dikenal sebagai ibu kota ayam goreng di dunia.
Hukum Jim Crow di Selatan mencegah orang Afrika-Amerika makan di sebagian besar restoran sebelum 1960-an. Jadi mereka sering membawa ayam goreng dalam kotak sepatu yang dilapisi kertas berlilin saat berpergian.
Keempat, ayam Kolonel Sanders tidak sukses dalam semalam. Harland Sanders awalnya menjadi penjual ban, pemilik SPBU dan tentara.
Kolonel adalah gelar kehormatan dari Gubernur Kentucky pada 1936. Sanders memasak ayam goreng dengan melibatkan penggunaan pressure cooker dan campuran bumbu rahasia. Dia menjual hidangan di sebuah restoran di Corbin, Kentucky, namun tidak berhasil.
Pada usia 65 tahun, ia mengunjungi jalan untuk menjual resep ayam gorengnya dan hak menggunakan nama Kentucky Fried Chicken untuk bisnis dengan imbalan royalti lima sen untuk setiap ayam yang dijual. Sanders mengadopsi jas putih sebagai bagian dari gaya Kolonel Kentucky. Pada 1964, sudah ada 600 waralaba Kentucky Fried Chicken.