Jumat 24 Aug 2018 14:28 WIB

Penggunaan Bedak Sampai Antiseptik untuk Bayi, Amankah?

Perawatan kulit bayi dan anak sering tidak dilakukan benar oleh orang tua.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Wanita menggendong bayi.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Wanita menggendong bayi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bayi mungkin terlihat seperti 'miniatur' dari orang dewasa. Padahal, bayi sangat berbeda dengan orang dewasa dalam berbagai aspek, salah satunya kondisi kulit.

Berbeda dengan kulit orang dewasa, kulit bayi memiliki kelenjar keringat yang kurang aktif, melanosit yang lebih sedikit dan pH yang lebih tinggi. Pelembap alami pada kulit bayi pun lebih sedikit dibandingkan pada orang dewasa. Selain itu, kulit bayi juga lebih tipis dan memiliki serat serta kolagen yang lebih sedikit dibandingkan kulit orang dewasa.

"Lebih sedikit serat dan kolagen, kalau kena gesekan lebih mudah cedera, masalah lebih mudah timbul," ungkap spesialis kulit dan kelamin dari Bamed Skin Care Pondok Indah dr Matahari Arsy SpKK dalam peringatan sewindu pelayanan Bamed, di Jakarta.

Sayangnya, penggunaan produk perawatan kulit pada bayi dan anak-anak tak selalu dilakukan dengan benar oleh orang tua. Padahal penggunaan produk perawatan kulit yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi bayi dan anak-anak.

Matahari mengungkapkan setidaknya ada lima hal yang perlu diperhatikan orang tua terkait penggunaan produk perawatan kulit untuk bayi dan anak-anak. Berikut ini ialah kelima hal tersebut.

Penggunaan Sabun Antiseptik

Sebagian orang tua mungkin menganggap bahwa sabun antiseptik baik diberikan kepada anak secara rutin untuk menjaga kebersihan. Padahal, penggunaan sabun antiseptik secara rutin pada bayi dan anak-anak membuat kulit lebih rentan terhadap iritasi. Iritasi dapat menjadi 'pintu masuk' bagi terjadinya infeksi pada bayi dan anak-anak.

Sabun antiseptik boleh digunakan pada anak jika diperlukan. Misalnya, setelah anak bermain kotor-kotoran atau terpapar sesuatu yang kotor.

Mencuci Tangan

Mencuci tangan merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh. Akan tetapi cuci tangan terlalu sering dapat merusak barier kulit tangan pada anak. Cuci tangan bisa dilakukan saat diperlukan, misalnya setelah menyentuh objek yang kotor maupun sebelum makan. Kebiasaan cuci tangan yang tidak perlu sebaiknya dihindari.

"Misalnya sebelum tidur cuci tangan. Bahkan tiga kali sehari cuci tangan bisa rusak perlindungan kulit anak," jelas Matahari.

Baca juga: Bubur Bayi Marak Dijual, Sehatkah?

Mengoles Minyak Bayi

Penggunaan minyak bayi yang tepat untuk anak dapat memberi manfaat. Misalnya, penggunaan minyak telon untuk memberi pijatan lembut pada bayi.

Yang perlu diingat orang tua adalah tidak semua minyak baik untuk kulit bayi. Minyak-minyak yang biasanya digunakan untuk memasak, seperti minyak zaitun, sebaiknya dihindari karena cenderung lebih mengiritasi kulit bayi. Sebagai alternatif, orang tua bisa memilih minyak biji bunga matahari yang sudah terbukti dapat memberi perlindungan tambahan bagi kulit bayi.

Penggunaan Bedak Bayi

Penggunaan bedak bayi pada dasarnya boleh dilakukan, terlebih jika bayi mengeluarkan keringat yang berlebih. Akan tetapi, penggunaan bedak bayi yang tidak tepat berisiko terhirup oleh bayi. Bedak yang terhirup oleh bayi tak hanya dapat menyebabkan batuk-batuk pada bayi tetapi juga terbentuknya granuloma. "Terbentuk granuloma, reaksi tubuh terhadap sesuatu yang terhirup," terang Matahari.

Karena mudah terhirup, orang tua sebaiknya tidak berlebihan saat memberikan bedak bayi kepada anak mereka. Sebaiknya, hindari penggunaan bedak untuk bagian tubuh dada ke atas agar bedak tidak terhirup bayi. Orang tua juga disarankan untuk tidak rutin memberikan bedak tabur kalau bayi tidak mengalami keringat berlebih.

Tisu Basah

Tisu basah pada dasarnya memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan handuk atau kain sehingga baik untuk bayi. Akan tetapi, tidak semua tisu basah baik untuk digunakan pada bayi karena kandungan-kandungan bahan kimia di dalam tisu tersebut.

Orang tua perlu memilih tisu basah yang tidak mengandung pewangi dan alkohol untuk bayi mereka. Penggunaan tisu basah pun sebaiknya hanya dilakukan ketika orang tua dan bayi sedang berpergian ke luar. Saat di rumah, orang tua sebaiknya membersihkan tubuh bayi dengan cara biasa, bukan dengan tisu basah.

"(Tisu basah tanpa pewangi dan alkohol) pun pasti ada pengawet, karena tetap ada kandungan lain, selain pewangi dan alkohol, tentu risiko iritasi juga ada sehingga tidak boleh berlebihan," lanjut Matahari.

Tabir Surya

Penggunaan tabir surya sebaiknya baru diberikan setelah anak berusia di atas enam bulan. Jenis tabir surya yang sebaiknya dipilih adalah tabir surya yang sifatnya lebih menutupi kulit bukan melindungi kulit secara kimiawi.

"Penggunaan tabir surya pada bayi di bawah enam bulan lebih banyak efek samping dibandingkan dengan efek perlindungannya," papar Matahari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement