Selasa 21 Aug 2018 13:46 WIB

Waspadai Ketika Berat Bayi Sulit Naik

Bayi yang gagal tumbuh atau beratnya berkurang bisa mengalami penurunan IQ.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Wanita menggendong bayi, wanita menyusui
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Wanita menggendong bayi, wanita menyusui

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketakutan terbesar orang tua dengan bayi adalah ketika anaknya tak kunjung bertambah berat badannya. Anak yang gagal tumbuh akibat failure to thrive (FTT) atau weight faltering menjadi momok terbesar orang tua.

Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K), konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik FKUI/RSCM, menilai penyebutan yang tepat untuk anak yang beratnya seret naik adalah kenaikan berat badan yang tidak adekuat. Atau kenaikan berat badan yang tidak sesuai dari seharusnya.

Weight faltering namun ditandai dengan berat badan bayi yang turun atau tidak bertambah. Apabila kejadian ini dialami, orang tua lebih baik segera berkonsultasi ke dokter.

ASI memang makanan terbaik untuk bayi. Dr Damayanti namun mengatakan, apabila ASI eksklusif tidak lagi mencukupi, bayi harus mendapat makanan pendamping ASI (MPASI).

Baca juga: Studi Anjurkan Ibu Waspadai Penggunaan Kereta Dorong Bayi

Idealnya, bayi mendapat ASI eksklusif selama enam bulan. Masalahnya terkadang ASI tidak mecukupi, bahkan sebelum usia bayi enam bulan. Tanda bahwa ASI tidak lagi cukup yakni bayi memiliki berat badan yang tidak sesuai.

Di seluruh dunia, berdasarkan penelitian, gejala tidak tercukupinya ASI terjadi ketika bayi berusia tiga bulan. Dalam penelitian yang dilakukan Dr Damayanti pada 100 ibu hamil yang diikuti dari trisemester akhir kehamilan dan dimotivasi memberikan ASI eksklusif ditemukan sejumlah bayi berat badannya tidak adekuat.

"Hingga akhir penelitian, 84 ibu terus diikuti setiap bulan. Ternyata saat bayi berusia tiga bulan, 33 persen kenaikan BB-nya tidak adekuat, dan makin lama makin tinggi. Di usia enam bulan, angkanya 68 persen. Artinya, asupan dari ASI tidak cukup untuk tumbuh," kata dia.

Pada anak dengan berat badan kurang dari 10 kilogram, metabolisme otak menggunakan 50-60 persen dari asupan kalori. Bila asupan kalori kurang, maka otaklah yang pertama kali terdampak. Karena kalori yang ada harus dibagi dengan organ-organ lain. Terjadilah weight faltering, mengakibatkan IQ bisa turun tiga poin.

Saat weight faltering dibiarkan, lama kelamaan keseimbangan hormon terganggu, sehingga anak menjadi pendek. Pertumbuhan tinggi badan (TB) berhenti atau berjalan sangat lambat. Anak pun menjadi pendek. Lalu biasanya di usia 18 bulan, anak sudah mengalami stunting.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement