Senin 20 Aug 2018 10:59 WIB

Ayah Lebih Perhatian dan Tanggap pada Anak Perempuan

Berdasarkan penelitian perilaku bias gender ini tidak disadari seorang ayah

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Anak perempuan dan ayahnya.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Anak perempuan dan ayahnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ayah cenderung lebih perhatian dan tanggap  terhadap kebutuhan anak perempuan ketimbang anak laki-laki. Studi peneliti di Emory University menunjukkan pengaruh jenis kelamin anak terhadap respons otak dan perilaku ayah,

Asisten Profesor di Emory University, Jennifer Mascaro mengatakan ayah lebih sering bernyanyi, berbicara, bercanda, menunjukkan emosi lebih mendalam, termasuk senang dan sedih kepada anak perempuan ketimbang anak laki-laki. Jika anak perempuan dan laki-laki menangis bersamaan, ayah biasanya akan lebih menanggapi tangisan anak perempuan.

Baca: Ayah Lebih Agresif pada Anak Laki-Laki Ketimbang Perempuan

Ayah juga menggunakan bahasa lebih detail dan analitis kepada anak perempuan. Ini sering dikaitkan dengan keberhasilan akademis di masa depan.

Pada anak laki-laki, ayah biasanya lebih suka menggunakan kata-kata dan istilah sama, seperti bangga, menang, dan hebat."Ini mungkin karena ayah lebih menerima perasaan anak perempuannya dibanding anak laki-laki," kata Mascaro, dilansir dari Mid Day, Jumat (17/8).

Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Behavioral Neuroscience ini memindai otak dan menganalisis data dari 52 ayah balita. Mereka terdiri dari 30 ayah anak perempuan dan 22 ayah anak laki-laki. Peneliti juga menjepitkan semacam alat khusus ke tubuh ayah selama sepekan.

Baca juga: Kematian Ayah Pengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Antropolog Emory University, James Rilling menambahkan perilaku bias gender ayah sama sekali tidak menyiratkan niat buruk dari ayah. Bias-bias ini mungkin tidak disadari ayah, atau bisa mencerminkan upaya disengaja oleh ayah dan bermotif altruistik.

"Maksudnya untuk membentuk perilaku anak sesuai harapan sosial, khususnya anak laki-laki," kata Rilling. 

Baca juga: Tak Mudah Menjadi Ayah Modern, Ini Alasan Panjangnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement