Kamis 09 Aug 2018 20:46 WIB

Bunda, Jangan Hangatkan Makanan si Kecil di Wadah Plastik

Wadah plastik bisa melepas racun seperti BPA yang menganggu kesuburan anak

Rep: Christiyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wadah makan plastik memang praktis, tapi perhatikan keamanannya karena studi menyebut wadah plastik yang tidak aman bisa memicu risiko sejumlah penyakit.
Foto: ist
Wadah makan plastik memang praktis, tapi perhatikan keamanannya karena studi menyebut wadah plastik yang tidak aman bisa memicu risiko sejumlah penyakit.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Meletakkan makanan anak-anak di wadah plastik adalah hal yang umum dilakukan para ibu. Apalagi di pasaran banyak wadah-wadah plastik dengan desain dan warna yang menggemaskan untuk si kecil.

Namun jangan mudah tergiur dengan wadah-wadah lucu itu, bunda. Sebelum membeli wadah plastik mari kenali dulu bahan-bahan pembuatnya. 

Laporan terbaru yang dirilis oleh American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan kita sebaiknya jangan menggunakan wadah plastik untuk menghangatkan makanan dan minuman untuk anak di microwave. Larangan ini juga berlaku untuk susu bayi dan ASI yang dipompa.

Mulai sekarang jauhkan wadah-wadah plastik di rumah dari microwave. Ini karena wadah plastik yang dipanaskan bisa merilis racun seperti BPA (Bisphenol-A) atau phthalate. Rekomendasi AAP tak hanya berlaku untuk penggunaan microwave.

Wadah-wadah plastik juga harus dijauhkan dari mesin pencuci piring otomatis. Panas yang dihasilkan dari dalam mesin pencuci memberi efek yang sama ketika plastik dimasukkan microwave.

Dilansir dari Mother Nature Network, BPA yang diserap tubuh bisa bertindak seperti estrogen. Jika sejak kecil anak terpapar BPA, kandungan itu berpotensi mengubah masa-masa pubertas, menurunkan kesuburan, meningkatkan lemak tubuh, serta memengaruhi sistem saraf dan imun.

Phthalate memengaruhi perkembangan genital pada laki-laki. Kandungan tersebut juga meningkatkan risiko obesitas dan kemungkinan berkontribusi pada terjadinya penyakit kardiovaskular. 

Bukan hanya dua kandungan itu saja yang disebut beracun oleh AAP. Perkumpulan dokter anak ini juga mewanti-wanti bahaya dari beberapa kandungan lain yang memengaruhi tumbuh kembang anak.

Perfluorolkyl chemicals (PFS) biasanya digunakan pada kertas tahan minyak dan kotak kardus untuk mengemas makanan. PFS berdampak negatif pada imunitas, berat lahir, kesuburan, sistem tiroid, metabolisme, pencernaan, kontrol otot, perkembangan otak, dan kekuatan tulang. 

Waspadai pula perklorat yang bisa ditemukan pada makanan-makanan kering. Perklorat memengaruhi fungsi tiroid, perkembangan otak, dan pertumbuhan anak. Jangan remehkan juga penggunaan pewarna makanan karena bisa berkontribusi pada munculnya ADHD (Attention-Deficit/Hyperactivity disorder).

Terakhir, berhati-hatilah terhadap kandungan nitrat dan nitrit pada makanan. Bahan pengawet tersebut umumnya digunakan pada olahan daging dan obat-obatan. Bahan pengawet bisa memengaruhi produksi hormon tiroid, kemampuan darah untuk mengalirkan oksigen, serta salah satu pemicu kanker. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement