REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dokter spesialis anak Farabi El Fouz, mempunyai kekhawatiran adanya dampak buruk dari penggunaan wadah plastik yang mengandung bahan kimia Bisphenol A atau BPA. Ia mengajak kepada masyarakat agar waspada.
“Kalau mau pakai wadah plastik sebaiknya hati-hati. Kita harus waspada dengan yang ada goresan karena akan membuat luka plastik sehingga konten-konten dari plastik masuk ke dalam makanan. Kita juga harus hati-hati memasukan masakan yang panas karena bisa menimbulkan migrasi BPA ke makanan, "kata Farabi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (19/8).
Farabi mengatakan pengetahuan terhadap bahaya Bisphenol A ini sangat penting diketahui oleh publik. Apabila terjadi akumulasi dalam waktu lama, kata dia, bisa menimbulkan penyakit yang serius seperti kanker, gangguan hormon, penyakit jantung koroner, diabetes, gangguan kekebalan tubuh, dan ketidaknormalan enzim pada hati dan lain sebagainya.
Lebih lanjut Farabi menjelaskan Bisphenol A atau BPA ini mempunyai manfaat untuk bahan campuran yang dapat mengeraskan plastik sehingga plastik bisa lebih tahan lama, kuat dan mudah dibentuk. Sayangnya, BPA ini masih digunakan untuk plastik kemasan.
“Sayangnya, sebagian besar ibu-ibu di Indonesia membuat susu atau bubur bayi dari air yang bisa saja berasal dari wadah galon isi ulang yang mengandung BPA. Padahal semua wadah bayi sudah free BPA. Sehingga ini yang mengkhawatirkan. Karena bagi bayi, balita dan janin tidak disarankan bersentuhan dengan BPA,” tuturnya.
Terkait dengan masih banyaknya penggunaan BPA dalam kemasan plastik yang selalu digunakan dalam kehidupan berkeluarga, Farabi berharap kepada pemegang regulasi bisa bersikap lebih menjaga kepentingan masyarakat. Ia berharap pemegang regulasi mewajibkan ketentuan diberi label peringatan agar wadah plastik yang mengandung BPA terdapat label peringatan supaya tidak digunakan oleh bayi, balita dan janin.
“Intinya kita berharap pemegang regulasi memperhatikan hal tersebut,” kata Farabi.