REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bantal bukanlah keharusan bagi bayi yang baru lahir. Tidak seperti apa yang dipikirkan banyak orang, ahli kesehatan anak bahkan menyarankan ibu menjauhkan bayinya dari bantal selama dua tahun pertama setelah kelahiran.
Mengapa bayi tak membutuhkan bantal saat tidur? Dilansir di The Health Site, Jumat (3/8), bantal bisa menyebabkan bayi lemas. Jika Anda berpikir tidur bayi lebih nyenyak dengan bantal, Anda salah.
Kepala bayi yang masih lunak bisa tenggelam ke dalam bantal dan membuatnya lemas. Bantal juga bisa menekan lubang hidung bayi yang masih kecil karena membatasi aliran udara ketika bayi menggerakkan kepala dari satu sisi ke sisi lain.
Kedua, bantal meningkatkan risiko sudden infant death syndrome (SIDS) atau sindrom kematian mendadak pada bayi dengan berbagai cara. Jika bantal diisi busa atau manik-manik thermocol yang bisa lepas tanpa sengaja, ini bisa menyebabkan bayi tersedak.
Bantal tapal kuda yang umum digunakan bisa membatasi gerakan bayi. Ketiga, menyebabkan over heating.
Kebanyakan bantal bayi yang mewah dengan sarung menarik biasanya terbuat dari poliester atau bahan selain kapas. Ini bisa meningkatkan panas berlebih (over heating) dan menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Keringat berlebihan pada bayi akibat bantal panas menyebabkan hipertemia dan mengancam jiwa.
Keempat, menyebabkan sindrom kepala datar. Tidur di atas bantal terlalu lembut dan dalam waktu lama bisa menimbulkan sindrom kepala datar pada bayi. Ini karena tekanan konstan pada sisi bawah kepala, sehingga menyebabkan cacat struktural.
Anda juga bisa mengikuti aturan aman saat menidurkan bayi. Selain menghindari penggunaan bantal hingga dua tahun, ahli menyarankan ketika memilih bantal untuk balita pastikan bantal tersebut padat dan rata. Ubahlah posisi tidur bayi untuk menghindari sindrom kepala datar karena tekanan konstan pada sisi yang sama. Pastikan tempat tidur bayi jauh dari pemanas ruangan, gawai, dan barang elektronik lainnya.