REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang tua yang sibuk bekerja memilih menitipkan anak ke kakek neneknya untuk diasuh. Namun, tak jarang sebagian dari mereka hanya sekadar menitipkan.
"Jangan hanya menitipkan anak lalu kasih uang tapi titipkan juga program untuk anak," kata Psikologi Anak Rose Mini A. Prianto dalam puncak acara Hari Anak Indonesia (HAI) di kantor Kementerian Kesehatan RI, Selasa, (31/7).
Program yang dimaksudnya terkait dengan tumbuh kembang dan proses belajar anak. Misalnya untuk anak yang sedang belajar mengenal warna, orang tua bisa menitipkan kepada kakek dan nenek apa saja yang bisa diajarkan. Misalnya, mengaitkan warna dengan makanan seperti buah-buahan yang ada di kulkas.
"Kakek nenek eranya sudah beda, jadinya sometimes nggak ngerti lagi apa yang mesti harus mereka lakukan," kata Rose.
Orang tua menurutnya jangan lupa terus memberikan perhatian khusus. Sebab, pola asuh kakek dan nenek kadang-kadang tidak sesuai dengan kebutuhan anak. Umumnya terkait dengan kedisiplinan dan aturan yang jelas.
"Semua diiyakan, itu yang membuat dia jadi nggak berguna juga di masyarakat nantinya," sambung Rose.
Jika dalam sehari, orang tua bekerja delapan jam, berarti selama itu pula anak menghabiskan waktu bersama kakek neneknya. Belum ditambah waktu tempuh perjalanan dari kantor ke rumah.
Waktu anak dipastikan lebih banyak bersama kakek dan neneknya. Sebab itu pola asuh mereka penting pengaruhnya pada anak. Setelah bekerja, orang tua harus meluangkan waktu dengan anak. Ia menyarankan agar orang tua bisa mengajak anak ke tempat tidur sambil istirahat bersama.
"Orang tua bisa bercerita menggunakan boneka tangan, masukan informasi dengan cara yang baik, sehingga anak merasa nyaman," kata dia.