REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Backpacking alias wisata beransel tidak hanya baik untuk kesehatan. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Travel Research mengungkap bahwa aktivitas itu bisa membuat seseorang menjadi lebih sukses dan memiliki kepribadian yang lebih baik.
Dalam studi itu, periset meneliti 500 orang backpacker dari berbagai latar belakang. Menghabiskan banyak waktu di luar ruang, mengeksplorasi tempat baru, dan bersinggungan dengan budaya berbeda disimpulkan menambah produktivitas dan kemampuan pemecahan masalah mereka.
Ketika bepergian ke destinasi yang berada jauh di luar zona nyaman, seseorang 'dipaksa' menggunakan dan memperkuat keterampilan mereka. Pengendalian emosi saat melakukan wisata beransel juga semakin baik dibandingkan pada saat aktivitas normal.
Tidak perlu melakukan perjalanan dalam jangka waktu panjang ke lokasi jauh seperti ke luar pulau atau luar negeri. Wisata beransel dalam waktu singkat ke alam bebas yang tidak jauh dari kota asal juga memberikan dampak baik yang serupa.
Yang jelas, wisata beransel dilakukan dengan membawa sangat sedikit barang yang bisa dimuat dalam satu tas punggung saja. Mereka yang melakoninya biasa berkemah atau menginap di penginapan khusus backpacker dengan anggaran minim.
Cara berwisata seperti ini membutuhkan manajemen uang dan waktu yang cukup ketat, sangat berbeda dengan perjalanan mewah. Faktor tersebut membuat wisatawan lebih 'tahan banting', selain perspektif yang didapatkan setelah melakukan perjalanan.
Peneliti utama studi, Profesor Sam Huang, mengatakan seluruh petualangan yang dilakoni bisa meningkatkan kepercayaan diri dan harga diri seseorang. Menurut dia, wisata beransel sama sekali bukan hal sia-sia yang membuang-buang waktu, uang, dan tenaga.
"Ini adalah investasi berharga untuk diri Anda. Perjalanan yang dilakukan bisa meningkatkan efikasi diri (keyakinan individu mengenai kemampuan dirinya) yang sangat penting di dunia kerja dan akan menjaga kesehatan mental," kata Huang, dikutip dari laman The Points Guy.
Ikuti Whatsapp Channel Republika