Selasa 31 Jul 2018 18:20 WIB

Sering Akses Instagram bisa Picu Depresi dan Gangguan Makan

Penelitian di Inggris menyebutkan ada keterkaitan instagram dan orthorexia nervosa

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Instagram Story
Foto: Mashable
Instagram Story

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di era digital, berbagai aplikasi berbagi foto seperti Instagram sangat populer dikalangan para gadis remaja. Hampir setiap waktu mereka bisa mengakses media sosial itu meski hanya untuk melihat-lihat unggahan foto, berbalas komentar atau memberi 'like' untuk foto yang mereka suka. 

Tanpa mereka sadari, ada bahaya kesehatan yang mengintai apabila terlalu sering mengakses Instagram. Instagram disebut memberikan dampak buruk terhadap kesehatan mental anak muda. 

Dalam sebuah survei yang dilakukan oleh Royal Society for Public Health, hampir 1500 remaja Britania dengan usia antara 14 sampai 24 tahun merasa depresi dan kesepian setelah menggunakan aplikasi Instagram. Selain itu mereka juga selalu merasa rendah diri hingga kurang tidur.

Tidak hanya berakhir seperti itu, lebih spesifik, penelitian terbaru yang dilakukan Universitas College London menemukan adanya keterkaitan antara penggunaan Instagram yang tinggi dan gangguan makan orthorexia nervosa. 

Orthorexia nervosa merupakan obsesi makan makanan yang dianggap sehat. Seperti diketahui, Instagram menjadi tempat banyak orang membagikan berbagai gaya hidup termasuk gaya hidup sehat. 

Para ahli memperingatkan bahwa perempuan di usia 20an tahuh sampai 30an tahun saat ini kekurangan mineral seperti potasium dan magnesium. Selain itu mereka juga kekurangan zat besi, kalsium dan iodin.

Berdasarkan penelitian, remaja Britania yang sering mengakses media sosial banyak yang mulai membatasi makanannya. Tidak jarang mereka meninggalkan makanan mengandung gluten, susu, gula hingga biji-bijian.

Gaya hidup yang paling populer dikalangan remaja perempuan yaitu vegetarian. Mereka sama sekali tidak memakan daging maupun ikan. Padahal tubuh mereka masih sangat memerlukan kedua bahan sumber protein tersebut.

"Menghindari kelompok makanan tertentu sedang menjadi tren saat ini. Jika mengikuti gaya diet ini, Anda harus memastikan bahwa apa yang Anda makan memenuhi kebutuhan nutrisi," ujar ahli nutrisi Dr Emma Derbyshire dikutip Daily Mail Online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement