Selasa 17 Jul 2018 06:09 WIB

Hindari Risiko Kanker Esofagus Akibat Minuman Panas

Risiko bisa ditekan dengan menurunkan suhu minuman dan berhenti merokok.

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Minuman panas.
Foto: Republika/Prayogi
Minuman panas.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menyeruput kopi atau teh panas rasanya telah menjadi hal yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari banyak. Terlebih bagi para perokok yang wajib menyeruput secangkir kopi panas dan sebatang rokok.

Meski terasa nikmat, jarang disadari bahwa menyeruput minuman panas dapat meningkatkan risiko kanker esofagus. Risiko kanker esofagus akibat minuman panas dapat meningkat sebanyak dua hingga tiga kali lipat.

Peningkatan risiko kanker esofagus ini berkenaan dengan sensasi membakar yang diberikan oleh minuman panas pada kerongkongan (esofagus). Kanker esofagus dapat terjadi akibat adanya luka berulang pada kerongkongan akibat rokok, alkohol dan asam lambung. Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa cairan panas juga dapat menyebabkan luka berulang ini dan memicu risiko kanker.

Internationa Agency for Research on Cancer juga menyatakan bahwa minuman panas dengan suhu di atas 65 derajat Celcius dapat menyebabkan kanker. Hal ini berlaku untuk berbagai minuman panas, termasuk air putih panas. Pernyataan ini dibuat berdasarkan hasil dari lebih dari 1.000 studi yang telah dimuat dalam jurnal Lancet Oncology.

"Yang tampak bertanggungjawab (pada peningkatan risiko kanker esofagus) lebih berkaitan dengan suhu, dibandingkan dengan jenis minuman panas itu sendiri," jelas Direktur IARC Dr Christopher Wild seperti dilansir Channel News Asia.

Wild mengatakan penyebab utama kanker esofagus adalah merokok dan minum alkohol, khususnya di negara-negera berpendapatan tinggi. Namun, mayoritas kasus kanker esofagus terjadi di Asia, Amerika Selatan dan Afrika Barat. Angka kejadian kanker esofagus yang tinggi di wilayah-wilayah ini masih belum dipahami dengan baik.

"(Asia, Amerika Selatan dan Afrika Barat) adalah wilayah di mana meminum minuman panas merupakan hal biasa," jelas Wild.

Baca juga: Makanan Penangkal Penyakit Kanker

Konsultan Senior dari Divisi Onkologi Medis National Cancer Centre Singapore Dr Matthew Ng mengatakan peningkatan risiko kanker esofagus terkait minuman panas ini tidak berlaku pada semua orang. Ng mengatakan peningkatan risiko kanker esofagus dapat terjadi pada perokok dan peminum alkohol berat.

"Pada orang yang tidak merokok atau tidak minum alkohol, tidak ada peningkatan risiko dengan meminum minuman panas," jelas Ng.

Oleh karena itu, penggemar minuman panas perlu mengetahui suhu minuman yang akan mereka nikmati. Sebagian kedai kopi mengolah biji kopi menjadi minuman dengan suhu 90-95 derajat Celcius agar dapat mengeluarkan aroma yang nikmat. Sedangkan kopi bubuk biasa disajikan dengan air bersuhu 80-85 derajat Celcius.

Di sisi lain, teh biasanya disajikan dengan suhu yang lebih rendah. Beberapa kedai atau restoran biasnaya menyajikan secangkir teh dengan suhu sekitar 75-80 derajat Celcius kepada para pelanggan.

Penambahan susu dapat membuat suhu secangkir kopi maupun teh panas menjadi lebih dingin. Penambahan susu bisa membuat suhu secangkir kopi dan teh panas turun hingga 60-70 derajat Celcius.

Penikmat minuman panas tak perlu risau dengan temuan ini. Risiko kanker esofagus bisa dihindari dengan cara meminum minuman panas dalam suhu yang tepat.

"Tidak apa-apa untuk minum kopi dalam suhu 48-60 derajat Celcius," jelas Deputi Direktur School of Chemical and Life Sciences Nanyang Polytechnic Richard Khaw.

Namun, menunggu suhu minuman panas menjadi lebih rendah lagi juga bisa dilakukan. Secara umum, cita rasa kopi akan terasa lebih nikmat ketika suhu minuman sudah menyerupai suhu tubuh.

"Suhu terbaik untuk menikmati kopi adalah (ketika suhu kopi) seperti suhu tubuh," jelas kepala barista dan roaster dari Working Class Coffee, Reduwan Chik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement