REPUBLIKA.CO.ID, Seorang sahabat yang saya kenal sejak masih kuliah di Yogyakarta, suatu hari bercerita. Waktu SD, ada satu mata pelajaran yang beliau tidak sukai, yakni matematika.
Matematika adalah momok bagi banyak murid di sekolah tersebut. Parahnya, waktu pelajaran matematika, beliau malah membaca majalah kesayangannya.
Alhasil, akibat perbuatan tersebut beliau diusir keluar ruangan dan dihukum oleh gurunya. Setelah dewasa, suatu hari sahabat saya tersebut bertemu lagi dengan guru matematikanya, dan beliau minta maaf atas kelakuannya di masa lalu dan berterima kasih sudah mengenal pelajaran matematika.
Ternyata sahabat saya ini sudah menjadi sastrawan wanita dan baru menyadari pentingnya belajar angka, yakni menghitung royalti dari buku-bukunya yang laris di pasaran. Saat ini, sahabat tersebut mulai belajar bagaiamana mengelola keuangannya secara efektif dan efisien.
Sahabat, layaknya sebuah film, baru menyadari AHA-nya ketika di akhir cerita dari film tersebut. Harusnya, kita bisa menikmati prosesnya hingga film berakhir.
Banyak dari kita, baru menikmati UANG ketika di usia senja karena buta finansial. Yang lain malah waktu usia senjapun, belum juga bisa menikmati uangnya tersebut. Padahal harusnya, sudah bisa menikmati hasilnya ketika usia kita masih produktif.
Berikut adalah 3 pendidikan dasar yang sebaiknya kita punyai sejak dini agar sukses di karier dan keuangan kita, selain tentunya pendidikan agama, budi pekerti dan lainnya yakni:
Pendidikan skolastik
Adalah pendidikan dasar yang mengajari kita cara membaca, menulis dan berhitung (calistung) hingga mempresentasikan IDE kita.
Pendidikan profesi
Adalah pendidikan yang dibutuhkan untuk mengasah bakat dan minat. Serta mendapatkan uang tentunya seperti belajar menjadi profesional antara lain dokter, pengacara, tukang ledeng, sekretatis, guru, trainer, penulis dan lainnya.
Pendidikan keuangan
Adalah pendidikan yang mengajari kita bagaimana agar uang bekerja keras buat kita dan kita tidak diperbudak oleh uang. Karena berapa banyak dari kita hari ini yang hidupnya hanya membayar cicilan utang, seperti utang kartu kredit, misalnya.
Sehingga hidupnya seperti mengalami Kiamat Finansial ketika di datangi oleh debt collector.
Kolom ini diasuh oleh WealthFlow 19 Technology Inc.,Motivation, Financial & Business Advisory (Lembaga Motivasi dan Perencana Keuangan Independen berbasis Sosial-Spiritual Komunitas). Pertanyaan kirim ke email : [email protected] SMS 0815 1999 4916.
-
Komentar 1
Dapatkan Update Berita Republika
BERITA LAINNYA
Terpopuler