Ahad 01 Jul 2018 21:57 WIB

Demam Influencer Mengemis Kamar Gratis ke Hotel Mewah

Sebagian influencer bahkan tidak memiliki cukup banyak pengikut di media sosial.

Rep: Adysha C Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Instagram.
Foto: EPA
Instagram.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Mungkin bukan hal yang mudah bagi pengelola hotel-hotel mewah untuk menghadapi peningkatan tren influencer di media sosial. Betapa tidak, kian hari semakin banyak influencer 'karbitan' yang berani menghubungi pengelola hotel-hotel mewah untuk menawarkan kerjasama dengan bayaran a komodasi gratis.

Salah satunya dialami oleh sebuah resor bintang lima yang dirahasiakan namanya. Manajer pemasaran resor tersebut mengungkapkan bahwa ia seringkali 'dibombardir' oleh influencer media sosial yang menawarkan peliputan dengan bayaran menginap gratis di resor mewah tersebut.

Hal yang sama juga dialami oleh hotel mewah di Maldives. Setiap hari mereka menerima permintaan kamar gratis dari pengguna-pengguna Instagram yang menyebut diri mereka sendiri sebagai 'bintang'. Padahal, jumlah pengikut di laman media sosial 'bintang' tersebut tidak begitu banyak.

Manajer komunikasi dan pemasaran Dusit Thani Resort di Pulau Mudhdhoo, Kate Jones, juga mengeluhkan hal yang sama. Sebagian besar tawaran 'kerjasama' itu ia dapatkan melalui direct message via Instagram. Para pengguna Instagram yang mengaku sebagai influencer ini kerap mengajukan permintaan akomodasi gratis dalam jangka waktu yang cukup lama, yaitu satu minggu.

Jones mengatakan permintaan yang diajukan para 'influencer' ini tidak sesuai dengan layanan gratis yang mereka minta. Sebagian besar dari para 'influencer' yang menghubungi Jones tidak memiliki cukup banyak pengikut di media sosial.

"Mereka mengatakan, saya mau datang ke Maldives selama 10 hari dan akan menaikkan dua unggahan di Instagram dengan 2.000 pengikut," ungkap Jones seperti dilansir Independent.

Tak hanya itu, Jones juga pernah mendapatkan permintaan dari seseorang yang mengaku influencer dengan berbekal 600 pengikut di laman Facebook. Orang ini cukup berani untuk meminta layanan menginap gratis selama tujuh hari sebagai imbalan 'iklan' di media sosialnya.

"Semua orang dengan akun Facebook saat ini adalah influencer," cetus Jones. Jones menambahkan, sebagian besar tawaran kerjasama yang datang dari influencer ini juga tidak terangkai dengan kalimat yang baik dan profesional. Mereka juga tidak mengungkapkan penjelasan dengan jelas. Karena itu, Jones biasanya hanya menanggapi satu dari 10 tawaran kerjasama yang ia terima dari influencer.

Pada dasarnya, jalinan kerjasama antara hotel dan influencer dengan jumlah pengikut jutaan orang dapat berguna bagi publikasi hotel. Namun permintaan berlebih yang diajukan oleh para pengguna media sosial yang merasa dirinya influencer membuat kolaborasi semacam ini justru menjadi bumerang bagi pengguna media sosial yang bersangkutan.

Hal ini pernah dialami oleh seorang Youtuber Elle Darby. Kala itu Darby menghubungi pihak hotel mewah di Dublin untuk menawarkan peliputan dengan bayaran berupa akomodasi gratis selama lima malam.

Melalui surat elektronik, Darby mengatakan ia dan pasangannya berencana untuk datang ke Dublin sebelum hari Valentine selama lima hari. Saat sedang mencari hotel untuk menginap, tak sengaja Darby menemukan hotel mewah di Dublin tersebut. Dalam surat elektronik tersebut, Darby mengatakan ia memiliki pengikut sebanyak 87 ribu orang di Youtube dan 76 ribu orang di Instagram.

"Saya akan dengan senang hati memuat Anda dalam video Youtube dan Instagram Story saya untuk menambah traffic hotel Anda dan merekomendasikan orang lain untuk menginap di sana sebagai balasan dari akomodasi gratis," tulis Darby kepada hotel mewah di Dublin tersebut.

Permintaan Darby ditolak secara publik oleh sang pemilik hotel, Paul Stenson, melalui laman Facebook The White Moose Cafe. Sambil mengunggah screenshoot surat Darby, Stenson mengatakan Darby cukup berani untuk meminta 'bayaran' dengan nilai yang cukup besar dibandingkan jumlah pengikut yang ia miliki. "Membutuhkan nyali yang besar untuk mengirim email seperti ini, atau kurangnya martabat dan penghargaan terhadap diri sendiri," tulis Stenson.

Stenson juga mengatakan pihaknya telah memiliki jumlah pengikut yang cukup signifikan di beragam platform media sosial. Stenson menjabarkan hotel mewah yang ia kelola memiliki 186 ribu pengikut di laman Facebook, sekitar 80 ribu pengikut di Snapchat, 32 ribu pengikut di Instagram dan 12 ribu pengikut di Twitter. Jumlah tersebut jauh lebih banyak dibandigkan dengan jumlah pengikut yang Darby miliki. "Tapi saya tak akan pernah meminta apapun secara gratis dari orang lain," terang Stenson.

Sebagai penutup, Stenson menasihati Darby untuk membayar apa yang ia inginkan seperti halnya orang lain dan tidak meminta sesuatu secara gratis dari orang lain. Dengan begitu, Darby akan tampak lebih memiliki penghargaan terhadap diri sendiri. Selain itu, tawaran kerjasama yang ia ajukan pun tidak akan terlihat memalukan. "PS. Jawabannya adalah tidak," jawab Stenson terhadap permintaan kerjasama yang diajukan Darby.

Meski unggahan Stenson tidak menuliskan nama Darby, unggahan Stenson dengan cepat menjadi viral. Dengan cepat, Darby juga membuat respons terhadap unggahan Stenson tersebut melalui video. Dalam video tersebut Darby terlihat menangis dan menyebut Stenson sebagai orang yang jahat. Akibat insiden ini, hotel mewah di Dublin tersebut memboikot semua tawaran kerjasama dari influencer media sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement