Senin 04 Jun 2018 06:30 WIB

Stres tidak Selalu Buruk

Stres disebut ada dua, yakni distress (buruk) dan eustres (baik).

Rep: MGROL102/ Red: Yudha Manggala P Putra
Ilustrasi.
Foto: Timesofindia
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap orang mungkin pernah mengalami stres. Namun, masih banyak yang memandangnya sebagai hal buruk. Padahal, stres juga bisa memiliki dampak positif yang terkadang dibutuhkan.

Hal ini diungkapkan Psikolog Yenny Duriana Wijaya saat ditemui Republika.co.id di Universitas Esa Unggul, Jumat (25/5) lalu. "Stres itu adalah tekanan dalam kondisi psikologis manusia yang akan menunjukkan perilaku tertentu. Oleh sebab itu, kadang stres itu dibutuhkan," katanya

Yenny menjelaskan secara ilmiah stres dibagi menjadi dua. Ada distress (stres yang buruk) dan eustress (stres yang baik). "Distress itu stres yang mengakibatkan perilaku negatif. Eustress itu stres yang menyebabkan perilaku positif. Tidak semua stres kalau menurut definisi psikologi selalu menyebabkan hal yang negatif. Bisa jadi ke yang positif," ujar alumnus psikologi Universitas Gajah Mada ini.

Menurut, Yenny, semua itu berkaitan dengan bagaimana seseorang mengelola stres secara tepat atau biasa disebut strategi koping. "Ketika ada stres, terutama distress harus dikelola dengan baik supaya tidak buruk efeknya atau terjadi gangguan yang lebih jauh lagi," kata Yenny yang juga mengajar psikologi ini.

Yenny juga menerangkan bahwa stres bisa menjadi awal dari gangguan ringan yang jika tidak dikelola baik dapat berujung depresi. Maka pengelolaan stres secara positif atau biasa disebut koping adaptif butuh dilakukan.

"Kalau kita melegakan diri, tenang, itu termasuk emosional koping yang adaptif...Koping yang adaptif berarti dia bisa menyesuaikan diri dengan kondisi itu," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement