REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang paling umum terjadi, namun masih kerap disalahpahami.
Secara global, lebih dari 300 juta orang menderita depresi, namun banyak dari kita masih tidak memiliki kesadaran yang sebenarnya tentang depresi dan kemampuan untuk mengobatinya.
Kurangnya dukungan untuk orang-orang yang mengalami gangguan mental ini dan rasa takut akibat adanya stigma yang muncul, sering mencegah orang mencari tahu pengobatan yang mereka butuhkan dalam menjalani hidup yang bahagia dan sehat.
Seperti dilansir di laman Standard, Ahad (20/5) berikut ini lima kesalahpahaman secara umum yang diketahui orang-orang tentang depresi:
1. Depresi bukan penyakit nyata
Menurut NHS, beberapa orang berpikir depresi adalah hal yang sepele dan bukan kondisi kesehatan yang sebenarnya. Namun faktanya, mereka itu salah. Depresi adalah penyakit nyata dengan gejala yang nyata.
Tdia Mayo Clinic menyatakan bahwa orang yang mengalami depresi sebenarnya memiliki neurotransmitter dan ketidakseimbangan hormon di otak mereka yang dapat menentukan kondisi mereka. Hal itu bukan hanya berarti orang itu mengalami bad mood sehingga orang lain meremehkan perasaan mereka dan menghalangi mereka untuk mencari bantuan.
2. Antidepresan selalu ampuh atasi depresi
Dokter biasanya meresepkan obat antidepresan untuk mengatasi masalah biologis yang mengakar yang mungkin terdapat dalam tubuh seseorang. Namun, hal itu bukan satu-satunya pengobatan yang dapat dilakukan penderita depresi.
Banyak orang yang menderita depresi menemukan psikoterapi sebagai cara efektif untuk membantu mengatasi gejala mereka. Kebanyakan orang juga mencoba melakukan sejumlah metode yang berbeda sebelum menemukan yang paling sesuai untuk mengatasi depresi yang mereka alami.
3. Depresi tanda kelemahan
Banyak orang yang menderita dalam diam karena adanya stigma sosial yang melekat pada depresi, yang menunjukkan bahwa hal itu adalah tanda orang 'lemah'. Sehingga, penting untuk diingat bahwa depresi adalah gangguan mental kompleks yang dapat menyerang siapa saja kapan saja, tanpa pilihan.
Pada kenyataan, seseorang yang menderita depresi tak selamanya lemah. Justru mereka kerap berusaha mengatasi masalah mereka dengan menunjukkan kekuatan dan ketangguhannya hampir setiap hari.
4. Jika orang tua depresi, anak akan depresi
Jika dalam keluarga terdapat riwayat orang tua mengalami depresi, ada kemungkinan anak akan mengalaminya juga. Namun para ahli tidak meyakini hal itu, tanpa alasan atau penyebab yang signifikan. Hanya karena orangtua menderita depresi, bukan berarti anak akan ikut mengalaminya juga.
5. Penderita depresi tergantung obat antidepresan selama hidupnya
Setiap orang memiliki pengobatan depresi yang berbeda-beda. Banyak orang menggunakan obat sebagai bantuan jangka pendek, sementar yang lain mungkin mengonsumsinya selama bertahun-tahun. Beberapa orang mungkin juga memilih untuk tidak mengonsumsi obat antidepresan sama sekali.
Sementara jumlah waktu untuk setiap orang bervariasi dalam setiap kasus berdasarkan tingkat keparahan gangguan tersebut. Kebanyakan orang tidak perlu menjalani pengobatan selama sisa hidup mereka dengan mengonsumsi obat antidepresan. Sebuah studi menunjukkan bahwa sebagian besar orang dapat diobati dalam waktu 24 minggu dengan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan.