REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Museum-museum Belanda telah menerbitkan dua halaman buku harian Anne Frank yang sebelumnya tidak diketahui isinya. Halaman itu ada di balik lapisan kertas cokelat yang sengaja ditempel.
Museum Anne Frank House mengatakan pada sebuah presentasi beberapa lembaga sejarah Belanda mampu mereproduksi halaman-halaman yang hilang. Reproduksi halaman-halaman yang hilang ini terjadi setelah lembaga sejarah bertahun-tahun belajar dengan menyinari cahaya dan motret halaman dalam resolusi tinggi.
Direktur Anne Frank House di Amsterdam, Ronald Leopold mengatakan remaja Yahudi itu tampaknya menutup-nutupi dua halaman itu secara sengaja. Mungkin ia khawatir orang lain di tempat persembunyiannya akan membacanya.
Video memperlihatkan isi dari buku harian Anne Frank yang selama ini tidak diketahui karena ditutup. Teknologi canggih akhirnya mengungkap isi halaman.
"Karena berisi serangkaian lelucon kotor dan pemikirannya tentang pendidikan seks," kata Leopold, dikutip dari Malay Mail.
Frank dan keluarganya bersembunyi dari Nazi di sebuah pavilion rahasia di rumah yang berlokasi di Amsterdam selama Perang Dunia II. Mereka semua ditemukan pada 1944.
Frank meninggal pada usia 15 tahun di kamp konsentrasi Bergen-Belson pada 1945. Buku hariannya diterbitkan dua tahun kemudian dan telah dibaca di seluruh dunia. Buku hariannya diterjemahkan setidaknya ke dalam 60 bahasa, termasuk bahasa Indonesia.