Ahad 29 Apr 2018 17:36 WIB

Studi Simpulkan Konsumsi Bawang Putih Tekan Risiko Kanker

Peneliti masih meneliti cara terbaik mengolah bawang untuk kesehatan.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Bawang putih.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Bawang putih.

REPUBLIKA.CO.ID, NOTTINGHAM -- Peneliti menemukan bahwa bawang putih dianggap sebagai bahan peningkat kesehatan yang tahan lama. Bawang putih pun telah digunakan untuk mengobati penyakit manusia selama ribuan tahun.

Namun, cara bawang putih menguntungkan tubuh telah membingungkan para peneliti selama ribuan tahun. Dalam penelitian terbaru yang diterbitkan oleh para ilmuwan dari University of Nottingham, para peneliti menyimpulkan bawang putih sebenarnya dapat mengurangi risiko mengembangkan jenis kanker tertentu, penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2.

Para ilmuwan tetapi tidak dapat menentukan metode persiapan mana yang paling efektif. Bawang putih menghasilkan berbagai senyawa sulfur ketika disiapkan, apakah itu dicincang, difermentasi dalam alkohol atau dibuat menjadi minyak.

Menurut para peneliti, senyawa belerang ini dapat mempengaruhi molekul pemberi sinyal gas seperti oksida nitrat dan hidrogen sulfida yang secara alami diproduksi dalam tubuh manusia. Perubahan tingkat molekul sinyal gas dapat dideteksi pada orang yang menderita banyak penyakit, karena mereka dapat memiliki dampak besar pada komunikasi sel dan menjaga keseimbangan dalam tubuh.

''Molekul-molekul ini memberi keuntungan ekologis bagi tanaman saat mereka tumbuh di alam liar,'' kata Dr Peter Rose, ahli biokimia di Universitas Nottingham dan penulis senior studi tersebut, dikutip dari Independent, Ahad (29/4). Menurut Peter, bawang putih juga aktif secara biologis dalam sel dan jaringan mamalia. Tetapi peneliti tidak tahu bagaimana bawang putih di dalam metabolisme manusia.

Sementara teknik optimal untuk menyiapkan bawang putih untuk obat masih diperdebatkan, para peneliti setuju bahwa bawang putih adalah salah satu dari beberapa spesies tanaman yang memiliki kemampuan restorasi yang kuat.''Ada banyak kemungkinan di daerah ini untuk menemukan pendekatan yang dapat mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan kesehatan manusia, tetapi semuanya kembali ke pertanyaan mendasar tentang apa yang sebenarnya terjadi pada senyawa ini ketika kita memetabolisme mereka,'' kata Dr Rose.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement