REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren pencarian properti terus menyesuaikan dengan pola baru. Para konsumen tidak mau sekadar asal pilih hunian, tetapi berusaha mencari tempat tinggal yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Akan tetapi, tidak sedikit konsumen yang masih terpengaruh dengan pilihan irasional. Mengatasi hal itu, laman Rumah123.com memperkenalkan teknologi bernama Biometric Neuromarketing.
Teknologi biometrik memungkinkan pengembang mengerti kebutuhan bawah sadar konsumen dan menyediakan produk yang sesuai kebutuhan pasar. Inovasi ini pertama kali digunakan dalam industri properti di Indonesia.
Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan algoritma dan teknologi eye-tracking. Proses itu mengukur gerakan mata dan jenis informasi yang dilihat, urutan informasi, dan berapa lama pandangannya mengarah ke titik tertentu.
Dengan demikian, ada perspektif baru mengenai perilaku konsumen yang bisa dicermati dan ditindaklanjuti. Hasil tersebut tidak dapat diberikan metode riset konvensional lain seperti survei, interview, dan diskusi terfokus atau FGD.
"Penggunaan teknologi biometrik ini mampu menjawab dengan lebih akurat terkait misteri pengambilan keputusan pembelian," ujar Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung, pada rilis pers yang diterima Republika.co.id.
Untung mengatakan, pihaknya mengundang beberapa responden untuk menjadi partisipan sebagai pencari properti. Responden diperlihatkan beberapa gambar brosur properti dari laptop yang sudah dihubungkan dengan teknologi eye-tracking.
Hasilnya kemudian direkam dan dianalisis, beserta jawaban konsumen atas pertanyaan kuantitatif terkait properti. Beberapa aspek lain yang diukur adalah project awareness, quality perception, price perception, favorability, dan project interest.