Selasa 30 Jul 2024 11:49 WIB

Riset Ungkap Minat Pencari Rumah Bekas di Jakarta Masih Tinggi

Jakarta Selatan menjadi wilayah terpopuler pencariah rumah di Jakarta.

Penjualan rumah (ilustrasi). Berdasarkan riset, Jakarta masih menjadi favorit masyarakat untuk mencari rumah bekas.
Foto: Foto : MgRol_93
Penjualan rumah (ilustrasi). Berdasarkan riset, Jakarta masih menjadi favorit masyarakat untuk mencari rumah bekas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meskipun pemerintah tengah gencar membangun Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, minat masyarakat untuk mencari rumah bekas atau seken di Jakarta tetap tinggi. Hal ini terungkap dari riset terbaru Rumah123, sebuah platform jual beli properti daring.

Jakarta masih menjadi primadona bagi para pencari rumah bekas, terutama karena faktor sejarah, infrastruktur yang sudah terbangun dengan baik, serta pusat bisnis dan ekonomi yang masih terpusat di wilayah ini. “Pada Juni 2024, pertumbuhan permintaan (enquiries) terhadap rumah di Jakarta yang disewa tumbuh 59,8 persen dan hunian yang dijual sebesar 114,9 persen secara tahunan,” kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (30/7/2024).

Baca Juga

Marisa mengatakan, secara keseluruhan pertumbuhan permintaan terhadap rumah tapak di Jakarta pada bulan Juni tercatat sebesar 90,1 persen secara tahunan (yoy). Dari segi harga, jika dibandingkan dengan kota satelit sekitarnya, seperti Tangerang, Depok dan Bogor, pertumbuhan harga di Jakarta relatif stagnan.

Sepanjang Semester I-2024, pertumbuhan harga hunian di Jakarta setiap bulannya berkisar antara 0,8-1,4 persen (yoy), cenderung rendah dibandingkan dengan kota lain, seperti Bogor yang berkisar antara 4,6-7,7 persen. Ada sejumlah alasan Jakarta mencatatkan stagnasi harga dibandingkan kota lainnya di Jabodetabek. Pertama, Jakarta merupakan salah satu pusat aktivitas ekonomi dan bisnis terbesar di Indonesia sehingga memiliki kepadatan penduduk yang tinggi.

Kedua, pengembangan properti di Jakarta pun telah tersaturasi sehingga tidak lagi banyak pengembangan di Jakarta, terutama untuk sektor perumahan. Jakarta juga sudah difasilitasi dengan aksesibilitas dan jaringan transportasi publik yang baik, sehingga berbeda dengan area lain yang dapat mengalami lonjakan harga secara signifikan dengan adanya pengembangan baru yang dapat meningkatkan aksesibilitas, seperti tol ataupun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh).

Marisa menilai, meskipun kenaikan indeks harga stagnan, rumah seken di Jakarta masih menjadi opsi utama bagi pencari properti yang mencari hunian di tengah kota namun dengan harga terjangkau. “Hal ini mengingat suplai rumah seken yang ditawarkan di Jakarta terbilang masih sangat beragam dan memiliki rentang harga yang bervariasi, sehingga dapat mengakomodasi kebutuhan atau preferensi kelas menengah, menengah-atas,” ujarnya.

Dari lima area di Jakarta, Jakarta Selatan menjadi wilayah terpopuler dengan persentase popularitas dalam pencarian sebesar 31,8 persen. Diikuti Jakarta Barat 26,8 persen, Jakarta Utara 17,9 persen, Jakarta Timur 16,6 persen dan Jakarta Pusat 6,9 persen.

Marisa menjelaskan, preferensi di setiap wilayah Jakarta menunjukkan karakteristik segmentasi pasar yang berbeda. Beberapa wilayah memiliki proporsi preferensi yang cukup besar untuk harga rumah di atas Rp5 miliar, seperti Jakarta Selatan (38,5 persen), Jakarta Utara (37 persen), dan Jakarta Pusat (27,6 persen). Sementara di Jakarta Timur, permintaan untuk rentang harga tersebut hanya sekitar 4,6 persen.

Di Jakarta, pencari properti umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun, dengan proporsi mencapai antara 33- 35,9 persen. Diikuti kelompok usia 45-54 tahun yang mencakup 19,9- 21,9 persen.

“Data ini menunjukkan bahwa generasi muda dan dewasa produktif adalah kelompok utama yang aktif mencari properti di Jakarta,” tutur Marisa.

Dari segi asal, lanjutnya, sebagian besar pencari properti di Jakarta berasal dari dalam wilayah itu sendiri. Namun, kota-kota satelit di sekitarnya juga mencatatkan proporsi pencarian yang signifikan.

Misalnya yang berasal dari Tangerang merupakan kelompok pencari properti kedua tertinggi di Jakarta Barat dengan proporsi 6,6 persen. Sementara itu, pencari dari Depok dan Bekasi menjadi yang kedua tertinggi di Jakarta Selatan dengan proporsi 4 persen dan Jakarta Timur dengan proporsi 4,6 persen.

“Bagi pencari properti yang ingin memiliki rumah di tengah kota, rumah seken di Jakarta tetap menjadi opsi hunian yang menarik. Dengan variasi harga yang mampu menjangkau kelas menengah hingga menengah-atas, Jakarta menawarkan pilihan yang beragam bagi para pencari hunian,” jelasnya.

Proporsi popularitas tahunan Jakarta juga masih terus meningkat sejak akhir tahun 2023, terutama di area Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Utara. “Hal ini mengindikasikan bahwa rencana perpindahan ibu kota dari Jakarta ke IKN belum terlihat berdampak signifikan pada sektor properti hunian di Jakarta. Tren pencarian masih tercatat stabil sejak tahun lalu, dan popularitas Jakarta sebagai lokasi hunian masih akan terus bertumbuh,” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement