Selasa 10 Apr 2018 11:09 WIB

Makan Cabai Terpedas di Dunia, Pria Ini Dilarikan ke UGD

Carolina Reaper 400 kali lebih pedas dari cabai jalapeno.

Rep: Adysha Citra Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Carolina Reaper, Ed Currie, cabai yang ditahbiskan terpedas di dunia
Foto: AP PHOTO
Carolina Reaper, Ed Currie, cabai yang ditahbiskan terpedas di dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Makanan pedas memang menggugah selera. Tapi, menyantap makanan yang terlalu pedas justru dapat merugikan kesehatan.

Belum lama ini, jurnal BMJ Case Reports melaporkan seorang pria berusia 34 tahun dilarikan ke UGD setelah berpartisipasi dalam lomba makan cabai terpedas di dunia yaitu Carolina Reaper. Pria tersebut dilarikan ke UGD karena mengalami sakit kepala berat yang tak dapat ia toleransi sekaligus dry heave atau napas kering.

Rasa sakit kepala berat muncul sesaat setelah pria tersebut menyantap Carolina Reaper. Sakit kepala yang sangat menyiksa ini pertama kali muncul di bagian belakang kepala lalu menyebar ke selurub bagian kepala.

"(Rasa nyeri) menyebar dalam dua detik," ungkap spesialis penyakit dalam dari Henry Ford Hospital Dr Kulothungan Gunasekaran melalui jurnal BMJ Case Reports seperti dilansir CNN.

Saat pertama kali dilarikan ke rumah sakit, tim dokter tak bisa memastikan apa yang memicu terjadinya gejala-gejala menyakitkan tersebut. Hasil pemeriksaan menunjukkan pria tersebut tidak mengalami defisit neurologis seperti cara bicara pelo, kelemahan otot maupun kehilangan penglihatan. Hasil pencitraan CT scan juga tidak menunjukkan adanya sumbatan ataupun pecah pembuluh darah di otak.

Namun, pemeriksaan CT angiogram berhasil memberi titik terang. Pemeriksaan ini menunjukkan ada penyempitan pada arteri karotis interna kiri dan empat pembuluh darah lain yabg memasok darah ke otak.

Gunasekaran dan spesialis saraf Dr Gregory Cummings mendiagnosis pria tersebut dengan sindrom cerebral vasokonstriksi (RCVS). Kondisi ini diperkirakan muncul karena cabai pedas.

RCVS umumnya ditandai dengan sakit kepala 'thunderclap' yang intens karena konstriksi pembuluh darah di otak. Kondisi ini biasanya selesai dalam beberapa hari atau minggu. Dalam kasus yang berat, RCVS bisa membahayakan jiwa.

Umumnya, RCVS dikaitkan dengan beberapa penggunaan obat seperti ergotamin dan triptans serta obat-obatan terlaranf seperti kokain dan amfetamin. Namun, RCVS belum pernah dikaitkan dengan cabai sebelumnya. "Ini kali pertama cabai dikaitkan dengan RCVS," ungkap Gunasekaran.

Sebagian pasien yang mengalami RCVS akan mengalami stroke berat. Mereka bisa mengalami stroke hemoragik atau stroke iskemik. Namun angka mortalitas dari RCVS rendah, sekitar dua persen. Sebagian besar pasien akan pulih dan mungkin hanya mengalami sakit kepala berulang.

"Dan sebagian besar pasien yang tutup usia akibat RCVS adalah perempuan muda dan seringkali dalam kondisi postpartum," terang profesor di bidang neurologi Dr Anne Ducros.

Carolina Reaper memiliki tingkat kepedasan hampir 1,5 juta Scoville Heat Scale. Hal ini membuat Carolina Reaper 400 kali lebih pedas daripada cabai jalapeno yang memiliki tingkat kepedasan sekitar 3.500-8.000 Scoville Heat Reaper.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement