Rabu 04 Apr 2018 17:26 WIB

Buku Indonesia Diupayakan Menjadi Konsumsi Dunia

Melalui London Book Fair (LBF) dan Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF).

Ilustrasi.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Buku-buku karya penulis Indonesia diharapkan menjadi konsumsi masyarakat dunia lewat pameran London Book Fair (LBF) dan Kuala Lumpur International Book Fair (KLIBF). Kedua pameran ini diselenggarakan April-Mei 2018.

"Di kedua pameran ini kita ingin menjual hak cipta penerbitan supaya ada penyebaran pikiran dari Indonesia," kata Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Joseph Pesik dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (4/4).

Terpilihnya Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama yang menjadi country market focus untuk LBF 2019 adalah peluang untuk menampilkan para penulis terkemuka, penerbit, warisan literasi, dan budaya Indonesia dalam pasar jual-beli hak cipta terbesar dunia.

Sejak menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015, penjualan buku Indonesia di luar negeri telah meningkat hingga lebih dari 1.000 judul."Ini pencapaian yang sangat baik dan menjadi indikator bahwa karya anak bangsa mampu bersaing dan diminati pasar internasional," ujar Ketua Komite Buku Nasional Laura Prinsloo.

Indonesia telah tiga kali mengikuti LBF, dan untuk tahun keempat ini panitia menargetkan menjual hak cipta 35 judul buku dari sekitar 400 judul buku yang akan dibawa, sementara pada 2019 targetnya meningkat menjadi 50 judul buku.

Buku-buku yang diprediksi menarik minat penerbit Eropa adalah buku sastra dan buku anak-anak dengan ilustrasi.

"Kalau kita tidak tampil, warga Eropa tidak akan tahu banyak soal Indonesia. Kami berupaya menampilkan Indonesia yang kreatif, intelektual, dan modern," tutur Laura.

Selain penjualan hak cipta, lima film adaptasi buku akan ditayangkan dalam program "London Book and Screen Week" yakni Laskar Pelangi (20018), Sang Penari (2011), Filosofi Kopi (2015), Dilan 1990 (2018), dan Laut Bercerita (2017).

KLIBF

Sedikit berbeda dengan penyelenggaraan LBF yang lebih fokus pada penjualan hak cipta, Indonesia juga menargetkan peningkatan penjualan buku fisik dalam KLIBF yang diselenggarakan di Putra World Centre pada 27 April-6 Mei 2018.

Dalam pameran buku terbesar di Malaysia yang dikunjungi sekitar dua juta orang setiap tahunnya, Indonesia akan membawa lebih dari 1.000 judul buku.

"Sebenarnya sudah sejak tahun 1980-an kita go international ke Malaysia. Karena bahasa yang sama, jadi buku-buku kita tanpa diterjemahkan pun bisa langsung dibaca dan dipahami," kata Penasihat Panitia Indonesia sebagai Negara Tamu KLIBF Rosidayati Rozalina.

Sejumlah penulis Indonesia direncanakan hadir dalam KLIBF 2018 antara lain Sapardi Djoko Damono, Ahmad Fuadi, Habiburrahman El Shirazy, Syafii Antonio, Dee Lestari, Andrea Hirata, dan Asma Nadia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement