REPUBLIKA.CO.ID, Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi sorotan di dunia, termasuk Indonesia. Penyakit Jantung Koroner misalnya, merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia setelah stroke menurut survei Sample Registration System pada 2014 lalu.
Sayangnya, penyakit jantung kerap tak disadari oleh penderitanya. Sebagian penderita penyakit jantung baru menyadari penyakit ini ketika mereka mengalami serangan jantung. Keterlambatan ini sangat disayangkan karena penyakit jantung baru diketahui saat jantung sudah tak lagi bekerja dengan baik.
Selain melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, masyakarat awam juga bisa mengenali tanda-tanda di tubuh mereka yang mengindikasikan masalah jantung. Tanda-tanda ini bisa diamati pada cuping telinga, mata hingga jari tangan. Berikut ini adalah indikator-indikator eksternal terkait penyakit jantung seperti dilansir CNN.
Cuping Telinga Berlipat
Lebih dari 40 penelitian membuktikan bahwa cuping telinga yang berlipat atau Frank's sign berkaitan dengan peningkatan risiko aterosklerosis. Aterosklerosis merupakan kondisi di mana plak menumpuk di dalam arteri.
Meski banyak penelitian yang menemukan hubungan di antara keduanya, belum diketahu secara pasti mengapa peningkatan risiko aterosklerosis bisa tercermin pada lipatan cuping telinga. Namun beberapa peneliti meyakini bahwa keduanya memiliki asal embriologis yang sama.
Benjolan Lemak Kuning
Benjolan lemak berwarna kuning yang dikenal sebagai xanthomas memang tidak berbahaya. Namun kemunculan benjolan ini dapat menjadi pertanda adanya masalah hiperkolesterolemia. Orang dengan kondisi ini memiliki kadar kolesterol low density lipoprotein (LDL) atau kolesterol jahat yang tinggi.
Kadar kolesterol jahat yang tinggi ini akan tersimpan di kulit. Benjolan xanthomas dapat muncul di siku, lutut, bokong maupun kelopak mata. Di sisi lain, kadar kolesterol jahat yang tinggi ini juga bisa menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung. Hal ini tentu memberi dampak merugikan bagi kesehatan jantung.
Jari Tabuh
Jari tabuh atau clubbing fingers merupakan kelainan pada jari dan kuku yang berkaitan dengan kondisi kesehatan jantung. Kondisi ini menyebabkan jari kuku berubah bentuk menjadi lebih tebal dan lebar karena produksi jaringan menjadi lebih banyak. Perubahan bentuk ini biasanya tidak terasa menyakitkan dan terjadi di kedua tangan.
Perubahan ini mengindikasikan adanya masalah pada jantung karena darah yg mengantarkan oksigen tidak mencapai jari-jari dengan baik sehingga sel-sel di jari memproduksi faktor yang mendorong pertumbuhan untuk mengatasi masalah tersebut.
Lingkaran Cahaya di Iris
Simpanan lemak juga dapat terlihat di mata dan nampak seperti lingkaran cincin berwarna abu-abu di luar iris. Lingkaran ini disebut sebagai arcus senilis yanv mulanya muncul di bagian atas dan bawah iris sebelum akhirnya membentuk cincin penuh.
Kehadiran lingkaran cahaya ini tidak mengganggu penglihatan. Namun lingkaran cahaya di dekat iris ini berkaitan dengan beberapa faktor risiko daru penyakit jantung koroner.
Inflamasi Gusi dan Gigi Goyang
Kondisi kesehatan mulut dapat menjadi prediktor yang baik untuk melihat kesehatan kardiovaskular. Alasannya, mulut berisi bakteri baik dan buruk. Kondisi kesehatan mulut yang buruk dapat memungkinkan bakteri buruk masuk ke dalam aliran darah dari aliran mulut dan menyebabkan inflamasi di pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kondisi periodontitis, di mana gusi mengalami inflamasi dan gigi goyang, merupakan penanda penyakit jantung.
Bibir Biru
Indikator kesehatan lain dari mulut adalah bibir. Bibir umumnya berwarna merah, namun warna ini bisa berubah menjadi kebiruan (cyanosis). Perubahan warna kebiruan ini biasanya terjadi pada orang dengan masalah jantung karena sistem kardiovaskular gagal untuk menyalurkan darah beroksigen ke jaringan. Namun bibir kebiruan juga bisa terjadi karena suhu dingin atau berada di dataran tinggi. Pada kondisi ini, warna kebiruan hanya terjadi sesaat saja.
Kesimpulan
Kelima gejala ini juga bisa menjadi penanda dari kondisi yang tidak berbahaya. Oleh karena itu, jika menemukan keenam tanda di atas, akan lebih baik jika memeriksakan diri ke dokter dahulu untuk mendapat diagnosis yang benar.