Senin 02 Apr 2018 19:31 WIB

Wisata Seni Jadi Daya Tarik Terbaru Hong Kong

Setiap bulan Maret Hong Kong disulap jadi kawasan seni.

Rep: MGROL 103/ Red: Indira Rezkisari
Seorang pria melewati lukisan di ajang Art Central, Hong Kong, (28/3).
Foto: EPA
Seorang pria melewati lukisan di ajang Art Central, Hong Kong, (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Disneyland dan wisata belanja sudah menjadi alasan umum bagi mereka yang pergi ke Hong Kong. Selain bermain, berbelanja dan menikmati kuliner unik, menikmati karya seni pun menjadi tujuan baru orang berkunjung ke Hong Kong.

Sejak 2015 lalu, setiap bulan Maret, Hong Kong Tourism Board menawarkan sensasi baru dalam berwisata, yakni wisata seni selama Hong Kong Arts Month. Terdapat tempat-tempat yang dijadikan destinasi untuk mendapatkan pengalaman baru seputar seni di Hong Kong.

Wong Chuk Hang, Sham Sui Po, Fo Tan Open Studios dan tempat lainnya yang memang diperuntukkan untuk seniman lokal Hong Kong memamerkan hasil seninya di segala sudut. Contohnya saja melukis sejarah sebuah toko pada rolling door toko tersebut. Pengunjung tidak hanya dapat berbelanja namun juga dapat memahami sejarah dari toko tersebut.

Atau ada pula bangunan-bangunan yang dulunya merupakan kawasan industri telah menjadi sebuah daerah artistik. Sehingga menarik untuk dikunjungi.

Selain itu diselenggarakan festival khusus di bulan Maret seperti Art Basel, Art Central, serta Harbour Art Fair yang ditujukan untuk mengajak galeri dari negara-negara Asia lainnya. “Orang-orang tahu ke Hong Kong itu untuk bermain, belanja, dan makan, namun saat ini Hong Kong juga menawarkan hal yang baru seperti seni. Agar orang-orang tetap mendapatkan hal yang baru ketika berkunjung ke Hong Kong,” jelas Daphne Hi, Public Relation Manager Hong Kong Tourism Board.

Berkunjung ke Hong Kong saat bulan seni pun dinikmati oleh seniman asal Indonesia yang selain mencari hiburan juga mencari ide-ide baru, seperti Alexander Thian, Muhammad Taufiq, serta Naufal Abshar. Mereka mengaku menemukan hal-hal unik dan penuh kejutan saat berkunjung ke sana.

“Tidak sangka kita yang tahu-tahu diajak ke sebuah tempat bekas pabrik-pabrik gitu. Ternyata di dalamnya ada galeri seni yang bertaraf internasional,” ujar Alexander Thian, Senin (2/4).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement