Ahad 25 Mar 2018 12:19 WIB

Mengurangi Asupan Kalori Jadi Resep Panjang Umur

Membatasi kalori bisa memperlambat tingkat metabolisme basal.

Rep: Christiyaningsih/ Red: Indira Rezkisari
Jaga kesehatan dan kebugaran dengan makanan bergizi seimbang.
Foto: Republika/Prayogi
Jaga kesehatan dan kebugaran dengan makanan bergizi seimbang.

REPUBLIKA.CO.ID, LOUSIANA -- Para ilmuwan sejak lama penasaran apakah membatasi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh bisa membuat seseorang panjang umur. Belum lama ini, pertanyaan itu menemukan jawabannya lewat sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti Pennington Biomedical Research Centre di Baton Rogue, Lousiana.

Penelitian tersebut sudah berjalan setidaknya satu dekade demi mengetahui apa efek kalori terhadap kesehatan tubuh manusia. Penilaian menyeluruh dilakukan terhadap para relawan yang diminta untuk mengurangi konsumsi kalori selama dua tahun. Sedikitnya mereka harus mengurangi konsumsi kalori hingga 25 persen.

Secara rutin para ilmuwan mengamati kesehatan responden lewat pengecekan darah, pemindaian tulang, dan pemeriksaan suhu tubuh. Para partisipan juga diminta berada di ruang isolasi metabolisme selama 24 jam. Ini bertujuan agar ilmuwan dapat meneliti napas responden dan bagaimana tubuh membakar kalori. Kalorinya pun diteliti apakah berasal dari lemak, protein, atau karbohidrat.

Dari studi tersebut peneliti menyimpulkan jika pengurangan asupan kalori dapat menurunkan metabolisme tubuh sekitar 10 persen. Hasil ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Cell Metabolism. Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, perubahan metabolisme dapat terjadi lantaran jumlah oksigen yang dibutuhkan memengaruhi proses biologis dalam tubuh.

"Membatasi asupan kalori bisa memperlambat tingkat metabolisme basal yang merupakan total kebutuhan energi yang dibutuhkan tubuh untuk dapat beraktivitas sehari-hari," kata endrokrinologis dan ketua tim studi Leanne Redman dilansir dari Independent.

Semakin sedikit oksigen yang diperlukan tubuh, semakin sedikit pula produk metabolisme seperti radikal bebas yang dihasilkan. Sebagaimana diketahui, radikal bebas bersifat merusak DNA dan sel-sel dalam tubuh.

Kendati penelitian ini masih terbatas, para ilmuwan meyakini hasil ini mendukung teori 'tingkat kehidupan'. Teori itu menyebut semakin lambat metabolisme tubuh maka semakin panjang usia seseorang.

Akan tetapi tidak semua ilmuwan sepakat dengan pendapat itu. Luigi Fontana, spesialis penyakit dalam dari Washington University punya pandangan berbeda. "Metabolisme tubuh seseorang bisa melambat karena ia dalam kondisi kelaparan. Lalu apakah hal demikian membuatnya panjang umur? Tidak. Apakah dengan menyantap lebih sedikit kentang goreng atau separuh porsi hamburger bisa membuat seseorang panjang umur? Tidak, ia akan mati karena kekurangan nutrisi," jelas Fontana.

Menurutnya diet kalori bisa membuat tubuh lebih sehat. Akan tetapi kekurangan asupan nutrisi justru akan berakibat sebaliknya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement