REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Selama hampir 30 tahun, penulis Steve Siebold menghabiskan waktu untuk mempelajari cara hidup, kunci sukses, dan pola pikir berbagai jutawan dan miliuner. Termasuk, bagaimana para jutawan dan miliuner meneruskan pola pikir, petuah-petuah, dan nasihat, serta kunci sukses bisnis kepada anak-anaknya. Ini semua semata agar anaknya bisa meneruskan usaha atau bisnis yang telah dirintis atau dilakukan orang tuanya dan menjadi jutawan ataupun miliuner.
Inilah yang dirangkum dalam buku Siebold, yang berjudul ''Secrets Self-Made Millionaires Teach Their Kids''. Dalam buku ini, Siebold mempelajari, mengamati, dan mewancarai sekitar 1.200 jutawan dan miliuner di seluruh dunia. Siebold mempelajari bagaimana seorang jutawan dan miliuner tidak hanya mewarisi kekayaan kepada anaknya, tapi juga pengetahuan, pola pikir, dan petuah serta nasihat untuk bisa sukses.
Dalam sebuah wawancara dengan Money dan CNBC, seperti dikutip dari News.com.au, Senin (19/3), Siebold menjelaskan beberapa petuah ataupun nasihat yang diberikan seorang jutawan dan milyuner kepada anak-anaknya. Pertama, anak-anak jutawan dan miliuner cenderung memainkan olahraga yang mahal, seperti golf ataupun tenis.
Ini semata-mata dilakukan bukan lantaran alasan kesehatan, tapi untuk menjaga relasi dan hubungan dengan sesama rekan bisnis. ''Rata-rata olahraga itu dimainkan oleh keluarga yang kaya. Mereka merasa menjaga hubungan dan relasi lewat olahraga tersebut adalah hal yang penting,'' tutur Siebold.
Menjaga hubungan, kata Siebold, memang cukup penting bagi para keluarga kaya raya. Bahkan, meskipun itu hanya dalam bentuk menghadiri suatu acara amal, yang digelar oleh keluarga kaya lainnya. ''Baca buku-buku mereka, hadiri acara amal mereka, dan meakukan donasi. Apapun yang perlu Anda lakukan untuk bisa dikenali oleh mereka dan bisa membangun relasi yang baik,'' ujar Siebold.
Tidak hanya itu, salah satu nasihat yang paling sering diucapkan seorang jutawan kepada anaknya adalah mengenai kerja keras. Siebold mengungkapkan, anak-anak para jutawan dan miliuner itu terkadang diharapkan untuk bisa bekerja dan menciptakan hal baru untuk bisnis mereka. ''Anda harus berani mengorbankan waktu luang untuk membangun suatu yang besar. Hal ini memang tidak glamor, terutama saat teman-teman sebaya mereka bermain dan mencari kesenangan,'' kata mantan pemain tenis tersebut.
Para jutawan dan miliuner ternyata juga mengajari anak-anak mereka untuk tidak boros. Hal ini seperti diungkapkan Siebold dalam bukunya. Menurutnya, ada pemahaman yang berbeda yang menyebut para jutawan dan miliuner cenderung royal. Padahal, mereka juga melakukan perhitungan yang seksama terkait pengeluaran mereka.
Namun di sisi lain, anak-anak para jutawan dan miliuner ini juga diberikan pemahaman mengenai pentingnya meraih pendapatan yang tinggi. Hal ini bisa dicapai dengan terus melakukan inovasi dan terobosan dalam bisnis. Menjadi kaya, kata Siebold, memang tidak membuat kalian bahagia, tapi hal itu bisa menyelesaikan 90 persen masalah yang mereka hadapi.
''Jika Anda terkena masalah, maka Anda bisa menghilangkan masalah tersebut dengan menulis cek. Jika Anda ingin menjadi kaya, maka pecahkan masalah. Jika Anda ingi benar-benar kaya, maka selesaikan masalah yang lebih besar. Jika Anda mampu melakukan hal ini, maka dunia akan senang hati memberikan uangnya kepada Anda,'' ujar Siebold.
Kendati begitu, Siebold menuturkan, sebagian besar para jutawan dan miliuner tetap memberikan kebebasan anaknya untuk menentukan karier mereka. Tidak hanya itu, anak-anak tersebut tetap diberikan kesempatan untuk menikmati masa muda mereka. ''Kurangi stress, bersenang-senang, dan nikmati prosesnya. Pasalnya, akhirnya ini bukan sekedar berusaha untuk menjadi jutawan dan miliuner. Namun, perjalanan itulah yang penting. Jika hal itu tidak menyenangkan, maka Anda tidak akan benar-benar menikmatinya,'' katanya.