Sabtu 17 Mar 2018 03:09 WIB

Pemilik iHeartRadio Disebut Bangkrut

pengguna tidak akan merasakan terpengaruh dengan apa yang terjadi di balik layar.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
iHeartMedia
Foto: Engadget
iHeartMedia

REPUBLIKA.CO.ID,  Radio raksasa iHeartMedia disebut mengajukan berkas kebangkrutan setelah bertahun-tahun berhadapan dengan hutang sebesar 20 miliar dolar AS. Dalam pengumuman yang dibuat perusahaan tersebut, dikatakan perusahaan telah mencapai kesepakatan dengan pemegang saham yang memegang lebih dari 10 miliar dolar mengenai hutang yang mereka tanggung.

Dalam perjanjian tersebut membutuhkan rekronstrukturisasi neraca yang komprehensif, namun perasahaan tidak serta merta ditutup. Analis Debtwire, Seth Crystall mengatakan jika pengguna mendengarkan iHeartRadio atau pergi ke konser iHeart, pengguna tidak akan merasakan terpengaruh dengan apa yang terjadi di balik layar.

Selain mengoperasikan layanan streaming musik iHeartRadio, perusahaan iHeartMedia juga mengelola lebih dari 850 stasiun radio, menyelenggarakan festival musik, dan membuat sebuah acara atau konser. Hingga saat ini masih belum jelas apakah keputusan restrukturisasi neraca ini nantinya akan menghentikan acara-acara yang dirasa tidak menguntungkan.

Meski demikian perusahaan merasa yakin dengan uang yang dimiliki saat ini dan beberapa dari hasil proyek akan cukup mendukung bisnis selama proses bangkit dari kebangkrutan ini berlangsung.

"Kami optimis dengan jalan ini karena berarti hutang yang kita miliki tinggal 10 miliar dolar lagi," ujar Ketua iHeartMedia Bob Pittman dalam sebuah pernyataan dilansir di Engadget, Jumat (16/3).

Kesepakatan yang diumumkan saat ini disebut sebagai hal yang paling signifikan yang bisa mereka lakukan. Hal ini secara defenitif memungkinkan perusahaan untuk menangani hutang dengan jumlah lebih dari 20 miliar dolar AS yang membebani struktur permodalan perusahaan. Dengan mencapai struktur modal yang sesuai dengan struktur permodalan akan membuat iHeartMedia sebagai perusahaan audio nomor satu di Amerika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement