REPUBLIKA.CO.ID, NEW JERSEY -- Toko mainan terkemuka Toys 'R' Us Inc. akan menjual atau menutup semua gerainya di Amerika Serikat dalam beberapa bulan mendatang. Penutupan itu diperkirakan berdampak pemutusan kerja bagi 33.000 karyawannya.
Dilaporkan Wall Street Journal, Rabu (14/3), pengumuman tersebut disampaikan kepada para pekerja oleh Kepala Eksekutif David Brandon di markas besar toko mainan Wayne, New Jersey.
Penutupan Toys 'R' Us disebut sebagai pukulan bagi sejumlah generasi yang telah menjadi konsumennya. Begitu juga dengan ratusan pembuat mainan yang menjual produk mereka di 885 lokasi di AS, termasuk pembuat Barbie Mattel Inc, perusahaan permainan papan Hasbro Inc, dan vendor besar lainnya seperti Lego.
Toys 'R' Us, yang memiliki sekitar 33.000 pegawai di AS baik pegawai penuh dan paruh waktu, sudah dalam proses untuk menutup seperlima dari gerainya sebagai bagian dari usaha untuk keluar dari salah satu kebangkrutan terbesar yang pernah dilakukan oleh pengecer khusus tersebut.
Berbagai upaya telah gagal di bulan ini setelah kreditor memutuskan tidak ada rencana reorganisasi yang jelas dan dapat pulih melalui likuidasi, hingga menutup gerai dan mengumpulkan uang dari penjualan barang dagangan, menurut nara sumber yang mengetahui masalah ini.
"Saya selalu percaya bahwa merek dan bisnis ini harus ada di AS," kata Brandon dalam sebuah konferensi dengan staf, menurut Wall Street Journal.
Peritel kemungkinan akan melikuidasi jaringan di Prancis, Spanyol, Polandia dan Australia, kata Brandon, menurut surat kabar tersebut.
Dia menambahkan bahwa Toys 'R' Us juga berencana untuk menjual operasinya di Kanada, Eropa Tengah dan Asia. Toys 'R' Us mencoba mengemas bisnisnya di Kanada dengan 200 toko AS dan menemukan pembeli, kata CEO tersebut, menurut Journal.