REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis dan musisi Dewi Lestari yang dikenal dengan nama pena Dee Lestari menghadirkan novel baru, Aroma Karsa di Jakarta, Rabu (14/3). Karya terbarunya itu dipandang Dewi sebagai hasil yang memuaskan.
"Novel Aroma Karsa bagi saya seperti kanvas putih. Ini tidak berhubungan dengan yang pernah saya tuliskan sebelumnya. Saya merasa puas dengan tulisan yang saya buat," kata Dewi Lestari di Jakarta, Rabu (14/3).
Dalam novel terbarunya, Dewi ingin mengajak pembaca bertualang di dunia baru bernama aroma, lewat kisah yang melibatkan sepasang muda-mudi. Aroma Karsa dianggap memiliki karakter yang kuat, dan plot yang penuh kejutan.
Cerita fiksi ini mengangkat aroma, dan penciuman sebagai tema utama. Beberapa unsur dalam novel seperti, petualangan, misteri, percintaan, keluarga, legenda kuno dari zaman Majapahit. Beberapa tempat yang diambil yakni, Bantar Gebang, Jakarta, Sentul, hingga Grasse Perancis.
Awalnya Dee sudah berpikir akan mengangkat aroma pada 2015 lalu. Namun sebelum itu ia ingin menyelesaikan novel Supernova 6: Intelegensi Embun Pagi terlebih dahulu.
Penulis berusia 42 tahun ini tertarik pada wewangian sejak kecil, akan tetapi belum pernah mempelajari dengan serius. Kemudian ia menyadari pada 2009 saat menulis Madre. Dewi memahami penciuman merupakan cara deskripsi yang berdampak paling kuat, namun sulit diungkapkan.
Meskipun dalam bentuk fiksi, Dee juga melakukan beberapa riset dalam penulisannya. Seperti kursus meracik parfum, mengunjungi Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang, ke Gunung Lawu untuk mewawancarai juru kunci dan berbagai riset lainnya.
"Harapan saya novel ini bisa menjadi karya yang berkesan bagi para pembaca di dalam hidupnya, bisa diingat terus," ungkap Dewi. Buku ke-12 Dee Lestari mulai dijual kepada para penikmat novel pada Jumat (16/3).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
