REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah Anda merasa ukuran hidung terlihat lebih besar saat berswafoto? Sebuah penelitian terbaru berjudul 'Nasal Distortion in Short-Distance Photographs: The Selfie Effect' menyebutkan hal tersebut bukan imajinasi.
Penelitian yang diterbitkan dalam JAMA Facial Plastic Surgery Journal 1 Maret 2018 memaparkan analisis gambar hasil swafoto. Jarak pendek dari kamera ponsel dengan lensa lebar (wide angel) membuat tampilan hidung lebih membulat. Efek potret diri tersebut membuat hidung objek foto terdistorsi.
Ahli bedah plastik yang tergabung dalam American Academy of Facial Plastic and Reconstructive Surgeons (AAFPRS) melaporkan, sepanjang 2017 sebanyak 55 persen anggota menerima permintaan pasien yang ingin hidungnya direkonstruksi. Porsi ini meningkat 13 persen dibanding 2016.
Ahli bedah plastik, Boris Paskhover, mengatakan, anak-anak muda akhir-akhir ini menjadi sangat peduli dengan tampilan foto mereka di media sosial. Mereka menganggap hasil swafoto tersebut adalah penampilan mereka yang sebenarnya.
"Tujuan penelitian ini pada dasarnya ingin menjelaskan kepada anak-anak muda ini bahwa apa yang mereka lihat di foto bukanlah gambaran diri mereka yang benar-benar sama seluruhnya," kata Paskhover, dilansir dari News Medical Life Science, Rabu (14/3).
Tim peneliti memecah beberapa wajah pada hasil swafoto menggunakan komputer. Mereka kemudian mengukur penambahan ukuran hidung pada potret hasil berswafoto. Ohed Fried merancang model matematis pengukuran fitur kepala dan wajah. Dia mengatur jarak kamera secara otomatis untuk mencegah agar gambar terdistorsi saat kamera mendekati wajah.
Dalam model matematis ini, Fried menggunakan sejumlah bidang sejajar yang tegak lurus terhadap sumbu kamera. Alat pun menghitung efek jarak kamera yang berbeda pada rasio antara lebar hiung dan jarak antara dua tulang pipi.
Tim menyimpulkan, dalam swafoto standar yang diambil sekitar 30 sentimeter (cm) dari wajah membuat dasar hidung 30 persen lebih lebar pada pria dan 29 persen lebih lebar pada wanita. Ujung hidung juga lebih lebar tujuh persen pada hasil swafoto yang diambil pada jarak 15 sentimeter.
Penulis studi, Julia Deeb-Swihart, mengatakan, daya tarik fisik di foto-foto yang beredar di media sosial menjadi masalah mendasar yang menyebabkan peningkatan jumlah pasien AAFPRS. Pasien kebanyakan menggunakan media sosial sebagai tolok ukur kepercayaan diri mereka. Mereka menganggap diri mereka kurang menarik setelah melihat hasil swafoto dan cenderung memilih operasi rekonstruksi wajah.