Kamis 08 Mar 2018 07:44 WIB

Dampak Lain Konsumsi Garam Berlebih

Hal lain yang timbul akibat peningkatan asupan garam yakni ekstresi albumin.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Garam
Foto: pixabay
Garam

REPUBLIKA.CO.ID, Asupan garam berlebih tak hanya mempengaruhi aliran darah dan memicu peningkatan tekanan darah dalam tubuh. Kebiasaan mengonsumsi garam berlebih juga dapat memicu terjadinya beragam masalah kesehatan lain pada beberapa organ tubuh.

"Jadi garam itu bukan hanya terhadap pembuluh darah aja, tapi terhadap hal-hal lain dari bagian tubuh kita," ungkap pakar hipertensi dan pendiri Indonesian Society of Hypertension dr Arieska Ann Aoenarta SpJP FIHA FAsCC dalam kampanye Cek Tekanan Darah di Rumah (Ceramah), di Jakarta.

Salah satu dampak dari kebiasaan konsumsi garam berlebih adalah pembesaran sel-sel otot polis dan sel-sel otot jantung. Asupan garam berlebih juga dapat merusak fungsi endotel.

Peningkatan asupan garam juga dapat membuat kolagen dan serat-serat elastin di pembuluh darah meningkat. Peningkatan ini akan menyebabkan kekakuan pembuluh darah. Hal lain yang mungkin timbul akibat peningkatan asupan garam adalah peningatan ekstresi albumin.

Penelitian di Eropa mengungkapkan bahwa asupan garam yang tinggi juga meningkatkan kematian akibat stroke di Uni Eropa. Penelitian lain yang dilakukan pada 2002 lalu juga menunjukkan bahwa asupan garam yang tinggi dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung koroner, akibat penyakit kardiovaskular maupun meningkatkan risiko kematian secara umum.

Oleh karena itu, pembatasan asupan garam dalam pola makan sangat diperlukan, baik oleh orang yang sehat maupun orang-orang yang sudah mengalami masalah hipertensi. Pengaturan pola makan atau diet DASH yang rendah asupan garam juga sangat diajurkan untuk penderita hipertensi.

"WHO/FAO merekomendasikan (batas asupan garam) kurang dari lima gram atau sekitar satu sendok teh per hari," terang Arieska.

Pembatasan asupan garam tak hanya terbatas pada garam dapur saja. Arieska mengatakan ada banyak garam tersembunyi yang terdapat dalam makanan-makanan buatan pabrik. Garam juga banyak ditemukan pada penyedap rasa maupun pengawet. Arieska mengatakan masyarakat perlu lebih jeli terhadap garam-garam tersembunyi ini sebelum membeli suatu produk makanan.

Meski garam berlebih dapat menyebabkan beragam dampak negatif bagi kesehatan, bukan berarti asupan garam harus dihilangkan sepenuhnya. Arieska mengatakan asupan garam tetap diperlukan oleh tubuh.

"(Tidak mengonsumsi garam) bisa lemas. Itu tetap penting, tapi jumlahnya jangan sampai melebihi (anjuran)," jelas Arieska.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement