Selasa 13 Feb 2018 10:17 WIB

Bahaya Tersembunyi di Balik Mainan Plastik Bekas

Orangtua dianjurkan berhati-hati memberikan mainan ke anak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Anak di toko mainan bersama ibunya.
Foto: EPA
Anak di toko mainan bersama ibunya.

REPUBLIKA.CO.ID, PLYMOUTH -- Mainan bekas pakai berbahan plastik disinyalir menyimpan bahaya tersembunyi yang bisa berpengaruh buruk terhadap kesehatan anak. Hal tersebut dibuktikan secara ilmiah lewat studi yang dilakukan pakar dari Universitas Plymouth di Inggris.

Anak-anak yang bermain dengan mainan plastik bekas berpotensi terpapar zat kimia berbahaya dalam level tinggi. Temuan itu didapatkan setelah menguji 200 mainan plastik bekas yang ditemukan di rumah, tempat pengasuhan anak, dan toko amal.

Mainan yang diteliti termasuk mobil-mobilan, kereta mainan, figurin, puzzle, dan mainan blok yang kerap dikunyah anak berusia lebih kecil. Periset menemukan kandungan elemen berbahaya termasuk antimon, barium, bromin, kadmium, kromium, timah, dan selenium.

Bahkan dalam level rendah sekalipun, zat-zat kimia tersebut bisa menjadi racun bagi anak-anak apabila terpapar dalam jangka panjang. Anak-anak lebih rentan karena memiliki metabolisme serta pertumbuhan organ dan jaringan yang lebih cepat daripada orang dewasa.

Pada studi yang sudah dipublikasikan pada Environmental Science and Technology itu, peneliti menggunakan metode spektrometri fluoresensi sinar X. Proses tersebut sering digunakan ilmuwan untuk menentukan bahan kimia yang terkandung dalam batuan, mineral, sedimen, dan cairan.

Peneliti juga melakukan tes tambahan yang menunjukkan hasil bahwa sejumlah mainan mengandung bromin, kadmium, dan timbal yang melebihi batas. Padahal, pemerintah Eropa telah membatasi penggunaan bahan kimia dalam jumlah tertentu pada mainan anak.

Andrew Turner, salah satu peneliti, mengatakan bahwa anak lebih berpotensi terpapar zat berbahaya dari mainan plastik toko barang bekas atau yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Periset dalam bidang kesehatan lingkungan itu menganjurkan orang tua agar lebih berhati-hati.

"Selain konsentrasi bahan kimia berbahaya, studi juga menemukan bukti sejumlah besar residu tahan api pada beberapa mainan berwarna netral. Residu ini kemungkinan berasal dari daur ulang limbah elektronik," kata Turner, dikutip dari laman Channel News Asia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement