Sabtu 10 Feb 2018 15:52 WIB

Tak Perlu Menghindari Makanan Cepat Saji?

Moderasi adalah kunci untuk mengatur asupan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Makanan cepat saji atau junk food.
Foto: pixabay
Makanan cepat saji atau junk food.

REPUBLIKA.CO.ID,  SYDNEY -- Banyak orang dan penelitian menyebut makanan cepat saji sebagai santapan tak sehat yang harus dihindari. Berbeda dengan anggapan itu, pakar nutrisi holistik Australia Lee Holmes justru sebaliknya.

Perempuan yang berasal dari Sydney itu mengatakan seseorang tak perlu merasa bersalah saat menyantap makanan cepat saji dan kudapan manis. Asalkan, jumlah yang dikonsumsi tidak berlebihan.

"Saya tidak menyarankan menyantap makanan cepat saji sepanjang waktu, tetapi juga tak perlu benar-benar menghindarinya. Nikmati saja apapun yang Anda sukai," kata Holmes kepada laman Daily Mail.

Ia menekankan perlunya keseimbangan dalam memilih makanan. Seporsi menu makanan sehat tidak bisa otomatis membuat seseorang kuat, begitu pula seporsi makanan cepat saji tidak serta-merta menaikkan berat badan.

Moderasi adalah kunci untuk mengatur pola makan harian. Holmes juga menyebutkan beberapa makanan yang dicap jelek tetapi sebenarnya punya sederet manfaat asal disantap dalam batas wajar.

Misalnya cokelat yang dituduh membuat gemuk, padahal bisa membuat bahagia karena memicu tubuh merilis hormon serotonin. Begitu pula susu tinggi kalsium dalam es krim yang bisa menguatkan tulang dan gigi.

Burger yang ditakutkan mengandung lemak trans dan zat aditif pun tidak masalah disantap asal tidak dalam jumlah besar. Jika masih enggan, Anda bisa berkreasi di dapur dan membuat burger rumahan sesuai selera.

"Piza yang disukai hampir semua orang juga demikian. Meski tidak semua produk piza sama, sausnya terbuat dari tomat yang tinggi kandungan vitamin A dan C, sumber antioksidan," kata penulis buku Supercharge Your Gut itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement