Senin 29 Jan 2018 08:49 WIB

Makan Sashimi, Pria ini Temukan Cacing Pita di Tubuhnya

Cacing itu berukuran 5,5 kaki atau sekitar 1,7 meter.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Winda Destiana Putri
Sashimi. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Sashimi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria berusia 30 tahun asal Fresno, Kalifornia, Amerika Serikat sangat menyukai masakan ikan mentah, sashimi salmon. Namun ia harus terus menerus ke kamar kecil karena mengalami keram perut dan diare berdarah. Tanpa diduga, dia melihat sesuatu tergantung dari bagian belakang.

"Dia seperti, 'ya ampun, isi perut saya keluar'," kata dokter UGD di Universitas Kalifornia di Fresno, Kenny Banh.
 
Bahn menceritakan kembali kejadian tersebut pada awal bulan ini. Pada saat itu, dia menariknya dan benda tersebut terus keluar. "Dia mengambilnya dan melihat apa itu? Benda itu kemudian bergerak. Kemudian dia seperti, 'itu cacing'," papar Bahn.
 
Pria tersebut kemudian datang ke UGD Rumah Sakit Universitas Kalifornia dengan membawa kantung plastik berisi cacing pita. Bahn membuka bungkusan tersebut dan melihat karton bekas tisu toilet yang berbalut cacing pita. Dia melihat cacing tersebut dalam keadaan mati. "Namun pria tersebut mengatakan cacing itu hidup ketika dia mengeluarkannya dan mengintari tangannya," lanjutnya.
 
Cacing itu berukuran 5,5 kaki atau sekitar 1,7 meter. Bahn tidak meyakini jenis cacing pita apa dan sudah berapa lama cacing tersebut berada di tubuh pasien. Dia mengatakan bahwa pasiennya yakin hal tersebut karena memakan ikan mentah.
 
Namun Bahn menuturkan bahwa cacing tersebut bisa dari jenis makanan apapun. Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS telah merilis pedoman utnuk pengendalian parasit yang mungkin hidup dalam makanan laut. Seperti dengan aturan memasak makanan atau membekukannya pada suhu tertentu untuk bertahan dalam jangka waktu tersebut.
 
Pada Januari 2017 lalu, sebuah studi mencatat bahwa salmon liar yang ditangkap di perairan dingin Alaska terinfeksi oleh cacing pita Jepang yang dikenal dengan Diphyllobothrium nihonkaiense. Para ahli menuturkan bahwa lobus Diphyllobothrium adalah cacing pita yang paling banyak terdapat di perut manusia.
 
Mereka dapat tumbuh hingga 30 kaki atau lebih dari 9 meter. Selain itu, mereka dapat bertahan hidup hingga bertahun-tahun. Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa manusia dapat menjadi tempat untuk cacing tersebut karena makan ikan yang belum dimasak atau kurang matang seperti salmon yang terinfeksi larva cacing pita. Begitu berada dalam inang, larva tersebut kemudian tumbuh.
 
"Tidak semua ikan mentah terinfeksi (cacing pita)," papar Profesor Ekologi dan Biologi Evolusioner Universitas Connecticut, Janine Connecticut. Dia mencatat bahwa jika setiap hari orang memakannya, kemungkinan parasit menempel lebih besar.
 
Namun disamping itu, ternyata cacing pita tidak banyak merusak 'tempat tinggal' mereka. Infeksi bersifat asimtomatik, seperti sakit perut, diare dan muntah. Dokter akan mengatasinya dengan memberi pasien pengobatan.
 
Seperti dilansir dari laman Science Alert, pasien memang diberi obat untuk membunuh cacing pita. Namun Banh menuturkan tidak ada cara untuk cacing keluar dari tubuh. "Dia akan menyumpahi sushi setelah ini," tutup Banh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement