REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut survei diet dan gizi, 47 persen remaja berusia 11 hingga 19 tahun rata-rata mengonsumsi terlalu banyak gula dari minuman ringan, biskuit dan kue. Terlalu banyaknya mengonsumsi gula tentu berdampak pada kesehatan dan menimbulkan risiko diabetes di usia muda.
Sedangkan survei lain mengatakan, meminum jus buah murni tanpa campuran apapun nyatanya tidak berpotensi meningkatkan risiko diabetes. Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Nutritional Science, minum jus buah 100 persen tidak memiliki efek signifikan pada glukosa darah puasa, insulin darah atau resistensi insulin (penanda diabetes).
Dalam penelitian ini, Asosiasi Produk Jus di Amerika Serikat melakukan tinjauan sistematis dan meta-analisis, yang mencakup 18 uji coba terkontrol secara acak untuk mengevaluasi dampak 100 persen jus dari buah-buahan pada glukosa darah puasa dan tingkat insulin darah.
Para peneliti mencatat, temuan ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa 100 persen jus buah tidak terkait dengan peningkatan risiko terkena Diabetes Tipe 2. Namun, sebuah survei yang dipimpin oleh pemerintah Inggris awal tahun ini memperingatkan bahwa jus buah harus dibatasi satu gelas sehari karena mengandung kadar gula yang cukup tinggi.
"Jus buah seharusnya hanya diminum sekali sehari dan dengan makan karena bisa tinggi gula," kata Alison Tedstone, ahli gizi di Public Health England.
Sedangkan dalam studi lain yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Harvard, menunjukkan bahwa anak-anak yang minum jus buah di awal masa kanak-kanak lebih mungkin didiagnosis menderita asma pada usia delapan tahun.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Annals of the American Thoracic Society ini juga menunjukkan bahwa wanita yang minum lebih banyak minuman manis pada kehamilan mereka lebih mungkin untuk mengembangkan asma, dilansir dari Indian Express.