Kamis 25 Jan 2018 03:04 WIB

Efek Iklan Makanan Cepat Saji pada Pola Makan Remaja

Paparan iklan televisi ternyata dapat mempengaruhi pola makan remaja.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gita Amanda
Makanan cepat saji
Foto: Reuters
Makanan cepat saji

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Paparan iklan di televisi yang menampilkan makanan tinggi lemak dan kalori secara terus menerus ternyata dapat mempengaruhi pola makan dari remaja. Hal ini seperti hasil temuan dari penelitian yang dilakukan oleh badan amal kanker asal Inggris, Cancer Research UK.

Penelitian ini pun diklaim sebagai penelitian terbesar yang mempelajari kaitan atau hubungan paparan iklan di televisi, terutama televisi berbayar, dengan pola makan cemilan pada remaja. Penelitian ini menggunakan hasil survei dari YouGov, yang menyurvei lebih dari tiga ribu remaja di Inggris, dengan rentang usia 11 hingga 19 tahun.

Penelitian ini menyebut, paparan dari iklan televisi, yang berisi makanan tinggi lemak dan kalori, akan membuat remaja lebih memilih jenis makanan seperti ini sebagai makanan cemilannya. Remaja yang menghabiskan waktu lebih dari tiga jam menonton iklan tersebut, cenderung memiliki pola diet yang tidak sehat.

Bahkan, dalam setahun, remaja tersebut dapat mengkonsumsi cemilan jenis itu 500 kali lebih banyak dibanding remaja yang jarang terpapar iklan-iklan makanan cepat saji tersebut. Tidak hanya itu, remaja yang kerap menonton iklan makanan cepat saji di televisi, mengkonsumsi lebih banyak minuman ringan tinggi gula, sebanyak 139 persen, dan 65 persen lebih banyak mengkonsumsi makanan cepat saji, ketimbang remaja yang jarang menonton iklan-iklan tersebut.

Atas hasil ini, tim peneliti berkesimpulan, iklan-iklan di televisi tersebut menjadi salah satu faktor pendorong utama bagi remaja-remaja tersebut untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang tidak sehat. Mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan gula diketahui sebagai penyebab timbulnya obesitas. Sementara di Inggris, setelah rokok, obesitas menjadi penyebab utama kanker, mulai dari kanker payudara hingga kanker usus.

Salah satu anggota tim peneliti, Dr Jyotsna Vohra, menuturkan, hasil penelitian ini semakin menguatkan dugaan awal terkait hubungan yang erat antara paparan iklan di televisi dengan pola makan yang salah.

''Ini semakin membuktikan dan menjadi bukti kuat, bagaimana iklan-iklan makanan cepat saji bisa meningkatkan cara pandang remaja dalam memilih makanannya. Kami tidak menyebut, setiap remaja yang menonton iklan tersebut akan langsung mengkonsumsi makanan tidak sehat. Namun, penelitian ini kian menunjukan ada kaitan erat antara iklan dengan pola makan seseorang,'' ujar Jvotsna seperti dikutip Inquirer, Rabu (24/1) lalu.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement